Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah menggeser perilaku masyarakat dari offline menjadi online, salah satunya berlaku pada transaksi layanan perbankan digital di Tanah Air.
Survei Sucor Sekuritas dalam laporan EXTREME-On-The-Ground yang dipublikasikan pada Senin (10/1/2022) menemukan, hampir 92 persen responden telah menggunakan layanan perbankan digital dalam bentuk mobile dan internet banking. Di mana, survei ini dilakukan pada November hingga Desember 2021.
“Fakta-fakta ini mencerminkan peluang bagi bank digital untuk mendapatkan nasabah yang paham teknologi,” tulis Sucor Sekuritas dalam laporan, dikutip Kamis (13/1/2022).
Menurut laporan tersebut, semakin banyak nasabah yang memilih untuk menggunakan layanan perbankan digital di masa pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan masyarakat Indonesia yang semakin terbiasa dengan layanan perbankan digital selama pandemi.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, transaksi perbankan digital melonjak 46,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp28.685,48 triliun per September 2021.
Masih mengacu survei Sucor Sekuritas, disebutkan pula aplikasi neobank besutan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dan Jago milik PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menjadi dua aplikasi bank digital yang paling banyak digunakan oleh responden, dengan masing-masing 29,3 persen dan 21,2 persen responden memilih aplikasi tersebut.
Baca Juga
Selain itu, pengguna aktif menggunakan aplikasi hanya 36,1 persen dari mereka yang membuka aplikasi bank digital hanya sekali atau dua kali seminggu. Sementara itu, responden paling banyak melakukan transaksi transfer sebanyak 82,5 persen dan pembayaran sebesar 46,4 persen di aplikasi, disusul tabungan dan deposito.
“Kami yakin bahwa bank digital akan mencapai pangsa pasar [market share] yang cukup besar seiring dengan kemajuan industri. Peningkatan fitur aplikasi dan integrasi yang lebih kuat dengan ekosistem digital akan menjadi kekuatan pendorong untuk meningkat lebih jauh,” jelasnya.