Bisnis.com, JAKARTA -- PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) membidik pertumbuhan laba sekitar 148 persen dan pendapatan premi sekitar 20 persen pada 2022.
Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife Insurance, Yuzran Bustamar mengatakan, target peningkatan laba tersebut dibandingkan capaian perseroan per November 2021 senilai Rp27,3 miliar. Artinya, target laba perseroan diperkirakan mencapai Rp67,7 miliar di 2022.
"Target bottom line atau laba tumbuh sekitar 148 persen dari pencapaian November 2021. Hal ini menunjukkan transformasi ini kami bangun secara berkelanjutan dan tidak berhenti ketika kami melakukan rebranding," ujar Yuzran dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Adapun, perseroan baru saja melakukan rebranding dengan mengganti nama dan logo perusahaan dari sebelumnya PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri menjadi PertaLife Insurance. Rebranding ini merupakan bagian dari proses transformasi yang dilakukan perusahaan sejak September 2020.
Yuzran menuturkan, proses transformasi yang dilakukan telah membawa perbaikan kinerja keuangan perseroan. Misalnya, dia menyebut rasio risk based capital (RBC) perseroan berhasil ditingkatkan dari sebelumnya hanya 100,69 persen pada 2019 menjadi 223,64 persen per November 2021. Laba bersih perseroan juga berhasil ditingkatkan dari Rp18,38 miliar pada 2020 menjadi Rp27,3 miliar per November 2021.
Menurutnya, perbaikan laba bersih itu ditopang pendapatan investasi, imbalan jasa dana pensiun lembaga keuangan (DPLK), dan penurunan biaya operasional. Per November 2021, pendapatan investasi perseroan tercatat sebesar Rp58,27 miliar atau meningkat dibandingkan sepanjang 2020 sebesar Rp44,96 miliar, sedangkan biaya operasional menurun dari Rp155,3 miliar menjadi Rp80,1 miliar.
Sementara itu, dari sisi top line, perseroan membukukan pendapatan premi senilai Rp445,32 miliar per November 2021. Perolehan premi ini masih di bawah capaian sepanjang 2020 yang sebesar Rp470,11 miliar. Meski demikian, hingga akhir Desember 2021, perseroan memperkirakan pendapat premi dapat sedikit di atas capaian pada tahun lalu.
Adapun, total aset perseroan meningkat menjadi Rp2,1 triliun per November 2021 dari sebelumnya Rp1,95 triliun pada 2020.
Direktur Pemasaran PertaLife Insurance, Haris Anwar menambahkan, kondisi pandemi Covid-19 menjadi tantangan cukup berat untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis asuransi.
"Ada beberapa segmen bisnis tidak sesuai ekspektasi kami di 2021, khususnya asuransi jiwa kredit. Pertumbuhan terhambat sehingga kami perlu rebalancing portofolio bisnis dengan memperkuat segmen yang jadi core bisnis kami di pasar captive," imbuh Haris.
Dia mengatakan, pasar captive berkontribusi sebesar 78 persen dari total portofolio perseroan. Meski demikian, saat ini, perseroan baru menggaet sekitar 52.000 nasabah atau sekitar 10 persen dari pasar captive yang berasal dari Grup Pertamina dan PT Timah Tbk. Ke depan, secara bertahap perseroan ingin memperbesar pasar captive-nya dengan membidik 50-70 persen dari potensi pasar captive.
Guna mencapai target-target perseroan, PertaLife Insurance akan memperkuat lini bisnis utama, seperti asuransi kompensasi pekerja. Kemudian, menggali produk asuransi anuitas dan perluasan pangsa pasar asuransi kesehatan. Selain itu, perseroan juga tengah mengembangkan teknologi digital untuk distribusi produknya.
"Kami akan memperkenalkan produk line baru. Komite produk sedang godok produk-produk baru yang kami sesuaikan dengan kebutuhan di pasar. Paling tidak di 2022, ada tujuh produk baru yang kami mintakan izinnya ke OJK," kata Haris.