Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Salim via Indolife Investama Resmi Genggam Saham Allo Bank (BBHI)

Grup Salim melalui PT Indolife Investama Perkasa telah menggenggam 1.303.815.386 saham Allo Bank (BBHI).
Allo Bank/Istimewa
Allo Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Grup Salim kini menjadi pemegang saham emiten bank digital Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyampaikan laporan total kepemilikan investor di atas 5 persen di semua sub rekening efek (SRE) yang tergabung dalam Single Investor Identification (SID) yang tercatat di KSEI per 17 Januari 2022.

Dalam laporan tersebut, Grup Salim melalui PT Indolife Investama Perkasa telah menggenggam 1.303.815.386 saham per 17 Januari 2022.

Sementara, dalam keterbukaan kepada BEI pada Selasa (18/1/2022), Indolife Investama Perkasa juga menyampaikan bahwa sebelum transaksi penyerapan HMETD dari Mega Corpora, perseroan tidak memiliki saham Allo Bank. Transaksi ini disebutkan terjadi pada 14 Januari 2022 dengan status kepemilikan saham secara langsung.

"Dengan demikian, kepemilikan saham Indolife setelah transaksi adalah 1.303.815.386 saham atau sebesar 6,00 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah PMHMETD III," tulis manajemen Indolife.

Ada pula per 17 Januari 2022, PT Mega Corpora yang beralamat di Menara Bank Mega Lantai 24 juga menyerap 13.010.114.066 saham atau setara 76,23 persen dari total saham BBHI. Sebelumnya, Mega Corpora menggenggam 80,09 persen per 14 Januari 2022.

Diketahui, Allo Bank telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue senilai Rp478 per saham. Dalam prospektus perseroan, BBHI akan menawarkan saham baru sebanyak 10,04 miliar saham biasa atas nama dengan nominal Rp100 per saham.

Dengan demikian, Allo Bank akan mendapatkan dana sebesar Rp4,8 triliun dari aksi ini. Dana yang diperoleh dalam aksi ini sekitar 85 persen digunakan untuk pengembangan usaha perseroan, khususnya dalam bidang perkreditan dengan inovasi teknologi.

Lalu, sekitar 10 persen dana tersebut digunakan untuk investasi di infrastruktur teknologi informasi, dan sisanya sebesar 5 persen digunakan untuk pengembangan operasional, yaitu pengembangan produk dan fitur perbankan, seperti UMKM, crossborder transfer, akuisisi nasabah hingga program loyalty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper