Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan lebih baik pada 2022.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan proyeksi tersebut dengan mempertimbangkan berbagai tantangan dan arah kebijakan OJK, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi sekitar 5,2 persen pada 2022.
"Kami memproyesikan di 2022 akan lebih baik dari tahun lalu. Kredit kami perkirakan akan tumbuh sekitar 7,5 persen dan dana pihak ketiga di rentang 10 persen," paparnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan pada Kamis (20/1/2022).
Dia mengatakan bahwa sektor ekonomi dan keuangan terus dalam proses pemulihan setelah diterpa pandemi Covid-19 dalam kurun dua tahun terakhir. Dari sektor perbankan, indeks stabilitas keuangan cukup terkendali, diiringi dengan profil risiko perbankan tetep terjaga.
“Kredit sudah bertumbuh 5,2 persen secara tahunan [yoy] dengan NPL yang terkendali pada level 3 persen dan cenderung turun dari tahun lalu, di mana tahun lalu mencapai 3,06 persen,” ujarnya.
Wimboh mengatakan bahwa saat ini OJK masih memilik pekerjaan rumah terkait dengan restrukuturisasi kredit yang jumlahnya kini mencapai Rp639,6 triliun. Menurutnya, jumlah ini semakin turun dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp830,5 triliun.
Baca Juga
“Namun, kami sudah meminta kepada sektor keuangan perbankan untuk selalu membentuk pencadangan, sehingga level cadangan terakhir sudah 14,85 persen atau Rp103 triliun,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa OJK terus meminta kepada perbankan untuk lebih cepat membentuk pencadangan, sehingga ketika kondisi normal tidak terjadi cliff effect.
Lebih lanjut, Wimboh mengatakan bahwa rasio permodalan (car adequacy ratio/CAR) berada di level 25,67 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga terus bertumbuh 12,21 persen secara tahunan (yoy).