Bisnis.com, JAKARTA – Kredit investasi di segmen perdagangan, hotel, dan restoran mulai menunjukkan geliat positif setelah 1,5 tahun mengalami kontraksi.
Berdasarkan laporan analisis uang beredar yang diterbitkan Bank Indonesia, Senin (24/1/2022), kredit investasi untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran tercatat tumbuh 0,9 persen secara year-on-year (yoy) pada Desember 2021.
Peningkatan ini menandai kebangkitan kredit investasi di sektor pariwisata, yang dalam beberapa tahun terakhir terdampak oleh pandemi Covid-19. BI mencatat bahwa kredit di sektor tersebut mengalami kontraksi sejak Juni 2020.
Sejak saat itu, penyaluran kredit investasi untuk perdagangan, hotel, dan restoran terus merosot dengan penurunan terbesar terjadi pada Maret 2021, yakni minus 6,6 persen.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menilai pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel, dan restoran tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam mendorong pemulihan sektor pariwisata di Indonesia.
Kendati demikian, menurut Amin, bank masih akan sangat hati-hati dan selektif dalam menyalurkan kredit ke sektor tersebut.
“Karena masih ada yang macet, sehingga bank berupaya membereskan beberapa pinjaman komersial yang berkaitan dengan pariwisata dan itu tidak mudah karena belum bangkit,” ujarnya saat dihubungi pada Senin (24/1/2022).
Amin berharap pertumbuhan kredit investasi ke sektor perdagangan, hotel, dan restoran dapat terjaga seiring dengan mulai ramainya daerah wisata di sejumlah daerah, seperti Bali.
Dia juga menilai bahwa kehadiran Pertamina Mandalika International Street Circuit atau Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara, dapat menggairahkan penyaluran pinjaman investasi.
“Di sekitar lokasi tersebut juga akan banyak kamar hotel dan itu pasti kalau pemerintah mau investasi tidak mungkin dari modal sendiri karena terlalu berisiko buat pemiliknya. Dari situlah mereka melakukan pinjaman,” pungkasnya.