Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Asei Indonesia akan kembali fokus menggarap bisnis utamanya di 2022, yaitu sebagai penyedia asuransi ekspor.
Direktur Utama Asuransi Asei Indonesia Arie Surya Nugraha mengatakan, sejauh ini perseroan telah mengembangkan sejumlah lini bisnis asuransi di luar bisnis utamanya, seperti asuransi kredit, asuransi penjaminan, asuransi kebakaran, asuransi rangka kapal, dan lini asuransi umum lainnya. Sementara itu, asuransi ekspor yang menjadi bisnis utamanya hanya berkontribusi 15 persen terhadap total premi bruto perseroan.
"Asuransi ekspor yang menjadi alasan dibentuknya Asei saat ini berkontribusi 15 persen premi bruto dari keseluruhan portofolio bisnis Asei. Namun, memberikan kontribusi hasil underwritting bersih lebih dari 50 persen. Ini menunjukkan asuransi ekspor memberikan kontribusi yang baik bagi Asei," ujar Arie dalam Asei Business Gathering Event, Rabu (26/1/2022).
Menurutnya, selama 10 tahun terakhir ini, persaingan bisnis di lini asuransi umum, asuransi kredit, dan asuransi penjaminan telah sangat ketat. Dia menyebut bahwa persaingan harga yang masif di tiga lini bisnis tersebut telah mengakibatkan hasil underwritting bersih terus turun, bahkan sampai negatif.
Sedangkan kinerja hasil underwritting asuransi ekspor terus menunjukkan tren peningkatan bagi perseroan.
"Melihat perkembangan data statistik, baik nasional maupun internal Asei, dengan deskripsi tesebut, maka di 2021 Asei mulai berbenah diri. Kami mulai bergerak kembali ke khitahnya, yaitu asal muasal didirikan Asei, memberikan layanan dengan proteksi asuransi ekspor kepada eskportir di Indonesia," katanya.
PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, sebagai induk usaha Asei, juga turut mendorong Asei untuk kembali fokus menggarap asuransi ekspor yang menjadi bisnis utamanya. Dengan potensi eskpor Indonesia yang besar, diharapkan kinerja Asei dapat lebih optimal.
"Dalam perkembangannya ikut menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan industri, Asei juga jual produk asuransi lainnya, sampai saat ini sebetulnya. Namun, kita tahu industri ini sangat ketat, ada lebih dari 75 perusahaan asuransi umum di Indonesia dan semua jual produk yang kurang lebih sama. Ini yang harus jadi perhatian, bagaimana kami bisa optimalkan kinerja Asei. Kami sebagai pemegang saham berikan arahan Asei kembali fokus ke lini bisnsi yang jadi DNA-nya," ujar Benny Waworuntu, Direktur Utama Indonesia Re.
Untuk menguatkan bisnis utamanya, Indonesia Re pun meminta Asei fokus dalam empat hal, antara lain perluasan kerja sama jaringan, penguatan sistem keuangan, penyederhanaan proses bisnis, dan peningkatan kompetensi SDM.
"Penguatan sistem keuangan, bagaimana melakukan proses underwritting, pencadangan, dan pencatatan. Itu harus jadi fokus kita sama-sama. Proses bisni juga harus disederhanakan, harus berikan nilai kebih kepada nasabah kalau mereka menggunakan produk dan jasa kita," tutur Benny.