Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan penyaluran kredit baru di segmen korporasi tumbuh dua kali lipat dibandingkan level pra-pandemi.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan, kredit korporasi menjadi penopang utama pertumbuhan kinerja fungsi intermediasi yang tumbuh 12,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) mencapai Rp286,5 triliun di Desember 2021.
“Kredit korporasi menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA,” kata Jahja dalam Paparan Kinerja Full Year 2021 secara virtual, Kamis (27/1/2022).
Disusul dengan kredit pemilikan rumah atau KPR yang tumbuh 8,2 persen yoy menjadi Rp97,5 triliun. Tak hanya itu, kredit komersial dan UKM juga naik 4,8 persen yoy menjadi Rp195,8 triliun.
Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4 persen yoy menjadi Rp36 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2 persen yoy menjadi Rp11,8 triliun.
Dengan demikian, total portofolio kredit konsumer naik 5,1 persen yoy menjadi Rp148,4 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 8,2 persen yoy menjadi Rp637 triliun di Desember 2021, lebih tinggi dari target pertumbuhan 6 persen.
Jahja mengungkapkan, pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal ini sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Di sisi lain, rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6 persen di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8 persen di tahun sebelumnya. Kemudian, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga sebesar 2,2 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.
Di sisi pendanaan, CASA BCA tumbuh 19,1 persen mencapai Rp767,0 triliun, berkontribusi hingga 78,6 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Sama halnya dengan deposito yang mengalami pertumbuhan 6,1 persen yoy menjadi Rp208,9 triliun.
Secara keseluruhan, total DPK naik 16,1 persen yoy menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2 persen yoy mencapai Rp1.228,3 triliun.