Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran) ikut memfasilitasi UMKM rekanan LPSE di Jawa Barat.
Hal ini seiring Akseleran resmi terlibat dalam program Pendanaan Online Jawa Barat (Panon Jabar) hasil kolaborasi Pemprov Jawa Barat dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), diluncurkan di Gedung Sate, Bandung, Senin (31/01/2022).
Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran mengungkap pihaknya mengandalkan solusi API-based loan origination system yang membuat sistem pinjaman menjadi lebih seamless, dengan harapan memudahkan para UMKM rekanan LPSE mengajukan pembiayaan.
Setiap vendor yang telah mendapatkan pekerjaan pengadaan melalui LPSE Jabar bisa mengajukan pembiayaan modal kerja melalui Akseleran dengan besaran mulai dari Rp200 juta hingga Rp2 miliar tanpa agunan.
"Program pembiayaan modal kerja LPSE ini dengan agunan yang fleksibel berupa Invoice atau SPK atau Kontrak dan tanpa jaminan fixed asset. Kerja sama sinergis dengan LPSE Jabar semakin menunjukkan komitmen Akseleran untuk terus mendukung keberlangsungan proyek-proyek pemerintah guna menunjang tetap tumbuh suburnya dunia usaha di Indonesia meski di tengah pandemi Covid-19," kata Ivan dalam keterangannya, Senin (31/1/2022).
Selain itu, Ivan menjelaskan, di sepanjang tahun 2021 total penyaluran pinjaman usaha Akseleran di Provinsi Jabar mencapai lebih dari Rp320 miliar atau berhasil tumbuh hingga 75 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu, jelasnya, sejalan dengan kenaikan jumlah borrower yang telah memperoleh pembiayaan modal kerja melalui Akseleran di Jabar sebanyak 36 persen.
Baca Juga
"Secara kumulatif total penyaluran pinjaman usaha Akseleran dari Jabar telah mencapai sebesar Rp664 miliar lebih. Untuk kontribusi terbesar di Jabar masih berasal dari Bandung, lalu disusul Karawang, Depok dan Bekasi. Dengan adanya kerja sama pembiayaan modal kerja LPSE ini tentu membuat kami optimis untuk meningkatkan kinerja Akseleran di Jabar," terang Ivan.
Namun, demi menjamin kualitas, Akseleran tetap menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko melalui penilaian kredit yang prudent dengan fokus kepada cashflow calon borrower.
Sehingga para pemberi pinjaman atau lender tak perlu khawatir karena tingkat kredit macet alias NPL Akseleran masih terjaga. Selain itu, seluruh pinjaman yang sudah diproteksi asuransi kredit dan melindungi 99 persen pokok pinjaman tertunggak.
"Hingga akhir Januari 2022, total NPL kumulatif kami masih di angka yang rendah, yakni 0,07 persen dari total penyaluran dan menargetkan total pinjaman usaha di akhir tahun ini mencapai Rp4 triliun atau dua kali lipat dibandingkan target kami di tahun 2021," tutup Ivan.