Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN (BBTN) Bidik Pertumbuhan Kredit hingga 11 Persen pada 2022

BTN (BBT) berupaya menurunkan biaya bunga guna mencapai target pertumbuhan kredit sebesar hingga 11 persen pada 2022.
Karyawati PT Bank Tabungan Negara memberikan penjelasan mengenai produk perbankan kepada nasabah di Jakarta, Senin (8/1). Bisnis/Dedi Gunawan
Karyawati PT Bank Tabungan Negara memberikan penjelasan mengenai produk perbankan kepada nasabah di Jakarta, Senin (8/1). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) secara optimistis membidik pertumbuhan penyaluran kredit pada 2022 sebesar 9 persen hingga 11 persen.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menuturkan bahwa pertumbuhan kredit akan sejalan dengan peningkatan laba yang dipatok 11 persen hingga 13 persen, serta kenaikan earning asset atau aktiva produktif.

“Kurang lebih 9 persen – 11 persen itu sejalan dengan pertumbuhan net income. Bagaimana caranya? Pada 2021 kami telah berupaya menurunkan biaya bunga dan itu berhasil. Pada 2022, akan kami lanjutkan,” ujar Haru dalam paparan kinerja BTN secara virtual, Selasa (8/2/2022).

Menurutnya, penurunan suku bunga tidak semata-mata mengurangi value kepada para penabung, tetapi diharapkan mampu menambah nilai berkat kehadiran fitur-fitur baru di dalam aplikasi mobile banking perseroan.

Selain itu, emiten bank dengan kode BBTN ini akan mendorong peningkatan penabung baru dan ritel sehingga secara keseluruhan mampu menurunkan biaya bunga.

Sepanjang 2022, BBTN memproyeksikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat tumbuh sejalan dengan kredit yakni di kisaran 9 persen – 11 persen. Margin bunga bersih (NIM) dipatok mencapai 4 persen lebih dan biaya dana (cost of fund/CoF) dijaga di bawah 3,2 persen.

Dari sisi rasio profitabilitas, perseroan menargetkan Return on Asset (RoA) berada di level 0,9 persen hingga 1 persen, dan Return on Equity (RoE) di kisaran 13 persen – 14 persen.

Hingga akhir tahun lalu, penyaluran kredit Bank BTN tumbuh 5,66 persen menjadi Rp274,83 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) Gross turun ke level 3,70 persen dan Net turun dari 2,06 persen ke 1,20 persen.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 8,25 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp130,68 triliun pada 2021. Adapun realisasi di tahun 2020 sebesar Rp120,72 triliun.

KPR Non-Subsidi juga meningkat 4,14 persen yoy menjadi Rp83,25 triliun. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat BBTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sekitar 90 persen, sementara KPR secara nasional dikuasai sekitar 40 persen.

Pertumbuhan penyaluran kredit ikut berdampak pada pendapatan bunga atau net interest income (NII) BTN yang naik 44,7 persen menjadi Rp13,20 triliun pada 2021. Kenaikan NII turut berdampak pada margin bunga bersih (NIM) yang melaju dari 3,06 persen ke level 3,99 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper