Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menjamin bahwa kebijakan makroprudensial akan tetap longgar hingga tahun depan, untuk mengerek pertumbuhan kredit perbankan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan penyaluran kredit tahun ini akan mencapai 6 hingga 8 persen. Namun, dia menyampaikan, pertumbuhan pada kisaran tersebut belum menunjukkan kredit pulih.
Dia memperkirakan penyaluran kredit baru akan kembali pulih pada 2024, mengikuti siklus pertumbuhan ekonomi.
“2023 akan lebih tinggi, tapi blm pada titik tingginya, pertumbuhan kredit kemungkinan baru menuju titik tinggi pada 2024, paling tinggi di 2025,” katanya dalam FGD BI dengan pemimpin redaksi media massa, Rabu (23/2/2022).
Oleh karena itu, Perry mengatakan kebijakan makroprudensial akan tetap longgar untuk mendorong laju kredit, setidaknya hingga tahun depan.
“[Kebijakan] makroprudensial tetap akan longgar, kita tidak akan melakukan normalisasi makroprudensial tahun ini, bahkan menungkinkan juga tahun depan,” jelasnya.
Perry menambahkan, BI baru akan melakukan asesmen pada tahun depan untuk menentukan normalisasi kebijakan makroprudensial pada 2024 dan 2025.