Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab DPK Bank Jago (ARTO) Melesat 357 Persen

Bank Jago mengklaim DPK yang tumbuh tinggi disebabkan oleh kemampuan bank dalam menekan beban bunga yang terkerek 147 persen yoy menjadi Rp63 miliar. Kemampuan tersebut pun tidak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021.
Karyawan beraktivitas didepan logo Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas didepan logo Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) melesat 357 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya Rp804 miliar di posisi Desember 2020 menjadi Rp3,68 triliun per akhir Desember 2021.

Hal itu disebabkan kemampuan Bank Jago dalam menekan beban bunga yang terkerek 147 persen yoy menjadi Rp63 miliar. Kemampuan tersebut pun tidak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021.

“Dengan jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp3,68 triliun, meningkat 357 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar dalam keterangan tertulis, Jumat (11/3/2022).

Kharim mengungkapkan bahwa dengan adanya aplikasi Jago, membuat dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp1,68 triliun. Nilai ini melesat 667 persen yoy dibandingkan periode yang sama pada 2020, yakni sebesar Rp219 miliar. Sementara itu, deposito meningkat 242 persen yoy dari Rp585 miliar menjadi Rp2 triliun.

Dengan demikian, berimbas pada porsi CASA terhadap total DPK yang mengalami peningkatan, dari 27,2 persen pada akhir 2020 menjadi 45,6 persen pada akhir 2021. Sebaliknya, porsi deposito menyusut dari 72,8 persen pada akhir 2020 menjadi 54,4 persen pada akhir 2021.

“Peningkatan dana murah merupakan hasil dari penerimaan publik terhadap aplikasi Jago sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Kami percaya pengelolaan keuangan harus memiliki prinsip sederhana, kolaboratif, dan inovatif,” terangnya.

Selain itu, Bank Jago juga mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170 persen, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang.

Adapun, rasio net interest margin (NIM) Bank Jago kini berada di angka 7,4 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7 persen. Emiten bersandi ARTO ini turut mencatatkan pertumbuhan fee based income sebesar Rp56 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper