Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pantau Kondisi Pasar, Begini Strategi Allianz Life Indonesia di 2022

Strategi investasi di obligasi, Allianz Life memiliki pandangan slightly underweight – neutral pada fund dengan mata uang rupiah dan underweight dengan mata uang dolar Amerika Serikat.
Nasabah beraktivitas di kantor Allianz Life, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhaniall
Nasabah beraktivitas di kantor Allianz Life, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhaniall

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Allianz Life Indonesia akan terus memantau kondisi pasar dan menyesuaikan strategi investasi dengan kondisi pasar di 2022.

Head of Equity Allianz Life Indonesia Arie Haryoko memaparkan strategi investasi di tahun ini, terutama untuk instrumen investasi saham dan obligasi.

"Untuk di saham, posisi kami neutral-slightly overweight dengan pertimbangan, risiko geopolitik terhadap konflik Rusia dan Ukraina menyebabkan indeks bergerak cenderung fluktuatif. Kami tetap pada pandangan positif terhadap prospek pasar saham Indonesia di tahun ini," ujar Arie dalam media briefing secara virtual, Selasa (15/3/2022).

"Secara progresif, kami telah meningkatkan eksposur pada sektor komoditas dan siklikal seiring dengan ekspektasi pemulihan ekonomi di 2022," lanjutnya.

Allianz Life berpandangan bahwa tren di masa mendatang untuk Indonesia akan berfokus pada dua sektor, yakni green economy dan digital economy, ditandai dengan adanya prospek aliran dana asing terhadap proyek baterai kendaraan listrik, yang akan menjadikan Indonesia sebagai produsen baterai terbesar di dunia dan memegang peran penting di rantai produksi EV.

Allianz Life melihat ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih baik setelah peningkatan aktivitas pada industri manufaktur, distribusi vaksinasi yang lebih tinggi dan juga potensi IPO perusahaan teknologi Indonesia yang akan datang di 2022.

Sementara itu, strategi investasi di obligasi, Allianz Life memiliki pandangan slightly underweight – neutral pada fund dengan mata uang rupiah dan underweight dengan mata uang dolar Amerika Serikat.

"Pandangan kami netral, namun cenderung lebih berhati-hati terhadap pasar obligasi Indonesia di tahun 2022. Kami melihat bahwa likuiditas perbankan masih terjaga, rencana penerbitan obligasi pemerintah masih stabil dan terjaga dengan harapan dukungan pembelian dari pelaku pasar lokal terutama perbankan dalam negeri," kata Arie.

Dia menambahkan ketegangan politik Rusia dan Ukraina juga perlu dicermati dampaknya, walaupun hingga saat ini dampaknya minimal terhadap pasar obligasi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper