Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi Visa: Pandemi Akselerasi Transaksi Contactless

Berdasarkan Studi Visa Consumer Payment Attitudes yang dilakukan oleh Clear M&C Saatchi pada Agustus-September 2021 dan dibiayai oleh Visa, pembayaran contactless semakin populer dan diminati di Indonesia. 
Ilustrasi. /Visa
Ilustrasi. /Visa

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat dengan lebih memilih untuk melakukan aktivitas dengan minim sentuhan atau contactless demi kesehatan, kenyamanan, dan keamanan di luar rumah. 

Berdasarkan Studi Visa Consumer Payment Attitudes yang dilakukan oleh Clear M&C Saatchi pada Agustus-September 2021 dan dibiayai oleh Visa, pembayaran contactless semakin populer dan diminati di Indonesia. 

Adapun, studi ini bertujuan untuk memahami perilaku pembayaran konsumen terkait pembayaran digital, perbankan digital, dan masa depan perdagangan. 

Seiring pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, studi ini menggali lebih dalam bagaimana pandemi telah mengubah perilaku pembayaran dan seperti apa dunia perdagangan pasca pandemi. 

President Director PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman mengungkapkan survei tersebut melibatkan 1.000 konsumen di Indonesia, dengan demografi responden adalah pria dan wanita umur 18-65 tahun dengan pendapatan bulanan minimal Rp3 juta. 

“Pembayaran contactless telah meraih momentum di Indonesia, karena kenyamanan, kemudahan penggunaan, inovasi, dan higienis merupakan alasan utama yang mendorong penggunaan pembayaran contactless,” ujar Rico dalam diskusi virtual bertajuk Contactless Talk, Selasa (29/3/2022). 

Studi menunjukkan 1 dari 3 atau 33 persen konsumen indonesia sudah menggunakan transaksi kartu contactless. Selanjutnya, 7 dari 10 atau 70 persen menggunakan fitur contactless lebih sering sejak awal pandemi. 

Selain itu, studi ini juga menunjukkan 3 dari 4 atau 75 persen konsumen Indonesia tertarik untuk menggunakan kartu contactless, yang didominasi oleh segmen affluent (80 persen), Gen Y (78 persen, dan Gen Z (74 persen).

Tak hanya itu, kategori responden menggunakan kartu contactless di Indonesia paling banyak dilakukan di supermarket sebanyak 17 persen, 16 persen di belanja ritel, serta 15 persen di perjalanan ke luar negeri.

Lalu, ada 15 persen pembelian di toko serba ada, 14 persen makanan seperti restoran, dan 14 persen hiburan seperti bioskop.

Studi Visa: Pandemi Akselerasi Transaksi Contactless

Ilustrasi. /Visa

Berangkat dari studi tersebut, Riko optimistis tren pembayaran contactless akan terus berlanjut. Terlebih lagi, 70 persen di seluruh dunia telah melakukan transaksi tatap muka dengan contactless (di luar AS). Lalu, 90 persen di lebih dari 20 negara menggunakan transaksi tatap muka adalah contactless.

“Tap to pay tidak hanya cepat, aman, nyaman, dan inovatif, tetapi juga menjadi pondasi gaya hidup contactless yang semakin digemari dan akan terus ada bahkan pasca pandemi,” tuturnya.

Tren Cara Pembayaran Selanjutnya

Indonesia juga akan mulai menuju transisi dari masa pandemi menjadi endemi. Lantaran, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini semakin membaik.

Lantas bagaimana tren pembayaran selanjutnya?

Sejalan dengan hal itu, Head of Card Business Division PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Grace Situmeang mengatakan adanya kartu kredit BNI Visa Contactless membawa keuntungan sendiri dari sisi perbankan.

Menurutnya pembayaran contactless, gaya hidup pandemi, akan konsisten menjadi tren pada masyarakat Indonesia. “Kita berharap contactless bisa membantu masyarakat untuk bertransaksi lebih mudah, lebih nyaman, lebih cepat hanya dengan tap, sudah bisa bertransaksi dan juga menjaga higienis pada masa sekarang,” ucapnya.

Sama seperti Grace, Head of Credit Card Business PT Bank DBS Indonesia, Ari Lastina mengutarakan bahwa pandemi telah mengakselerasi pembayaran digital yang cashless dan contactless. Terlebih, nasabah terbiasa dengan pengalaman yang mudah, aman dan nyaman.

“Setelah berkolaborasi dengan Visa, DBS langsung semua 100 persen contactless. Memang kadang-kadang adopsi teknologi itu harus berani dan harus lebih drastis,” kata Ari.

Berbicara mengenai keamanan, Riko menyatakan sistem pembayaran contactless sudah terbukti aman. Dia menceritakan, sejatinya teknologi contactless muncul sekitar tahun 2000-an di luar negeri. “Kita enggak pernah ada komplain bahwa kartunya fraud atau segala macam,” jelasnya.

Di Indonesia, masyarakat juga sudah terbiasa dengan transaksi menggunakan e-Money, misalnya. Namun, contactless memiliki keamanan yang berlapis-lapis, seperti adanya pembatasan (limit) transaksi.

Adapun, untuk regulasi contactless sudah diatur oleh Bank Indonesia sebagai regulator, dengan maksimum transaksi senilai Rp1 juta.

“Tapi enggak usah khawatir, apabila nasabah sangat aktif untuk memakai contactless kita juga batasi sebenarnya satu hari itu bisa maksimum 10 kali,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper