Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit UMKM Naik 14,98 Persen per Maret 2022

Pertumbuhan kredit UMKM utamanya bersumber dari kredit mikro dan kecil. 
Ilustrasi - Stand pameran di acara UMKM Gayeng Monco Negoro di Mal Paragon Semarang, Rabu (28/4/2021). Acara ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah secara hybrid di Semarang dan Singapura./Istimewa)
Ilustrasi - Stand pameran di acara UMKM Gayeng Monco Negoro di Mal Paragon Semarang, Rabu (28/4/2021). Acara ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah secara hybrid di Semarang dan Singapura./Istimewa)

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami peningkatan sebesar 14,98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Maret 2022. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan kenaikan kredit UMKM tersebut utamanya bersumber dari kredit mikro dan kecil. 

“Pertumbuhan kredit terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor ekonomi, termasuk subsektor prioritas, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2022 dengan Cakupan Triwulanan, Selasa (19/4/2022).

Sementara dari sisi penawaran, Perry melanjutkan bahwa standar penyaluran kredit terus melonggar seiring menurunnya persepsi risiko kredit. 

Bank sentral juga mencatat pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut. Hal tersebut tercermin dari perbaikan penjualan dan belanja modal, serta terjaganya kemampuan membayar. 

Dengan perkembangan tersebut, Perry mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) pada 2022 masih sesuai prakiraan, yaitu masing-masing dalam kisaran 6-8 persen dan 7-9 persen. 

Selain itu, intermediasi perbankan pada Maret 2022 juga melanjutkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan kredit tumbuh sebesar 6,65 persen yoy. 

Di samping itu, BI menyampaikan ketahanan Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Februari 2022 tetap tinggi sebesar 25,85 persen, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,08 persen (bruto) dan 0,87 persen (neto). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper