Bisnis.com, JAKARTA — Pendekatan dengan memberikan pelayanan yang optimal, dinilai lebih ampuh bagi perbankan dalam menarik pelanggan kaya dalam bisnis wealth management.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abdul Manap Pulungan mengatakan perbankan perlu melakukan strategi ‘jemput bola’ dan mengedepankan layanan-layanan yang prima untuk menarik pelanggan kaya. Perbankan tidak boleh hanya mengandalkan hadiah-hadiah bulanan atau tahunan.
“Walaupun pemberian layanan ini akan memakan dana, namun bank akan mendapat besar nantinya untuk diputar kembali,” kata Manap, Senin (19/4/2022).
Dia mengatakan tanpa adanya layanan yang lebih baik, yang diperoleh nasabah prioritas, perbankan berisiko kehilangan nasabah berkualitas. Nasabah prioritas bisa saja pindah ke bank lain, terlebih bank lainnya menawarkan layanan yang lebih baik.
Manap juga menuturkan tantangan bagi perbankan dalam menambah jumlah nasabah prioritas pada tahun ini adalah menghadapi ketatnya persaingan dengan bank lain, yang juga membidik pertumbuhan nasabah prioritas.
Di sisi lain, layanan finansial teknologi juga tengah mengarah untuk menggandeng nasabah prioritas.
“Dengan teknologi, perusahaan finansial teknologi juga dapat memberikan kemudahan kepada nasabah,” kata Manap.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan merujuk data tren dana simpanan nasabah perbankan per Februari 2022, tier simpanan di atas Rp5 miliar cenderung menahan untuk menghabiskan uang atau spending. Secara year to date penurunan simpanan di atas Rp5 miliar hanya 0,7 persen.
“Artinya, nasabah kakap masih memiliki peluang untuk dimanfaatkan dananya oleh bank dalam wealth management,” kata Bhima.
Bhima menambahkan kenaikan inflasi yang diperkirakan mencapai 5 persen pada 2022 juga mendorong nasabah kakap untuk menggunakan jasa wealth management agar dana tabungan tidak tergerus inflasi.
Dia menuturkan perlindungan terhadap inflasi jadi motivasi utama kenaikan wealth management, bahkan diperkirakan akan tetap demikian sampai tahun depan trennya.
“Minimum masuk ke fix income seperti SBN tenor 10 tahun yang bisa janjikan imbal hasil 6,9 persen sehingga return riilnya masih bisa diatas 1,5 persen,” kata Bhima.
Faktor pendorong lain nasabah wealth management, kata Bhima, adalah kemudahan akses digital dan perluasan ekosistem kerjasama perbankan dengan platform investasi.