Bisnis.com, JAKARTA – Bank Cental Asia (BBCA) memperkirakan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan naik seiring repons terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
Sebagaimana diketahui, The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS) resmi mengumumkan kenaikan suku bunga atau Fed Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin untuk menekan lonjakan inflasi di negara tersebut.
“Mungkin bila kurs terkoreksi cukup besar, maka mungkin ada penyesuaian interest [BI7DRR] sekitar 0,25 persen hingga 0,50 persen, menyesuaikan dengan kenaikan Fed rate yang mulai naik bertahap 0,50 persen mungkin sampai 6 kali lagi,” ujar Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja kepada Bisnis, Minggu (15/5/2022).
Meski suku bunga diyakini akan naik, Jahja menyebutkan langkah BI mengerek suku bunga acuan tidak akan terlalu berdampak terhadap penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari emiten bank dengan kode saham BBCA tersebut.
Menurutnya, kinerja kredit KKB dan KPR BCA akan tergantung dari kalkulasi harga yang ditentukan oleh perseroan ke depan. “Tergantung pricing kami karena KPR merupakan kebutuhan masyarakat,” ujar Jahja.
Sampai dengan kuartal I/2022, penyaluran KKB BCA pada kuartal I/2022 tumbuh 3,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan nilai keseluruhan mencapai Rp41,6 triliun.
Baca Juga
Jahja menuturkan kebangkitan bisnis KKB perseroan terutama ditopang oleh berbagai inovasi yang dilakukan selama pandemi Covid-19, khususnya perhelatan pameran secara virtual dan event BCA Expoversary 2022.
Sementara itu, EVP Consumer Loan BCA Felicia M. Simon menyampaikan pinjaman KPR perseroan mencapai Rp100 triliun per 22 April 2022. Dia mengatakan BCA akan terus berupaya menjadi pilihan utama masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas KPR.
Menurutnya, upaya itu diwujudkan dengan menghadirkan KPR BCA dengan bunga yang kompetitif, pelayanan yang terbaik, kemudahan proses, serta pengembangan dalam hal teknologi dan produk seperti digitalisasi dan inovasi.