Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI (BRIS) dan BTN (BBTN) bakal Dapat Suntikan Modal, Bagaimana Prospeknya?

Bank Syariah Indonesia atau BRIS dan BTN atau BBTN akan melaksanakan rights issue pada semester kedua tahun ini.
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021).  Bisnis/Arief Hermawan P
Gedung berlogo Bank Syariah Indonesia yang berada di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue yang dilakukan sejumlah bank milik negara diyakini akan membuat kinerja bank tersebut melesat pada tahun ini, seiring dengan adanya tambahan modal. 

Pengamat Ekonomi Perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto mengatakan bagi perbankan, modal merupakan hal terpenting untuk berkembang. 

Dalam menyalurkan kredit, bank harus menyertakan modal sendiri dan tidak dapat bertumpu sepenuhnya dari dana pihak ketiga (DPK), dengan rasio 15:85. Artinya, 15 persen dari kredit berasal dari modal sendiri, dan 85 persen berasal dari DPK.

“Rights issue penting sekali buat adalah salah satu cara mendapat modal,” kata Doddy, Rabu (8/6/2022). 

Dia mengatakan sebagai bak baru, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BRIS terus memperluas layanan yang dimiliki. Selama ini ekspansi dilakukan dengan memanfaatkan dana konsolidasi dari induk perusahaan, yaitu bank-bank milik negara. 

Dengan tambahan modal yang dimiliki, maka ruang BSI untuk berekspansi makin longgar. 

“Setelah menguasai medan, BSI baru jalan lebih cepat dan telah berhitung modal yang dibutuhkan untuk ekspansi. Jadi BSI sangat butuh,” kata Doddy. 

Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN membutuhkan tambahan modal untuk naik kelas. 

Doddy menilai permodalan yang dimiliki BTN saat ini tidak terlalu besar. Untuk memperluas kapasitas dan kapabilitas, BTN membutuhkan modal tambahan. 

“Kalau BTN ingin tumbuh lebih besar tidak cukup dengan modal yang segitu-gitu aja. Untuk tumbuh besar harus melalui kredit, dan itu tidak boleh pakai uang nasabah semuanya,” kata Doddy. 

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko mengatakan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) akan melakukan aksi penambahan modal melalui mekanisme rights issue dengan nilai Rp5 triliun pada kuartal III/2022.  

Mengutip keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (19/5/2022), aksi korporasi tersebut untuk memenuhi aturan free float dan ekspansi bisnis perseroan. Adapun, batas minimal free float atau saham publik yang beredar sebesar 7,5 persen.  

Sementara itu, Bank BTN akan melakukan aksi korporasi rights issue pada semester II/2022. Tiko mengatakan bank pelat merah yang fokus pada segmen properti ini membutuhkan tambahan permodalan lantaran memiliki rasio capital adequacy ratio (CAR) paling kecil di antara bank BUKU IV.  

“Kita ingin menambah CAR-nya mencapai 19 persen. Dibutuhkan tambahan injeksi modal Rp2,98 triliun sudah disetujui nanti juga melalui mekanisme rights issue. Mungkin nanti di triwulan 3 atau triwulan 4,” kata Tiko saat rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (7/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper