Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih BRI (BBRI) per April 2022 Sukses Lampaui 4 Bank Besar Ini

Laba BRI cukup terpaut jauh dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang membukukan laba Rp5,87 triliun, sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) meraih cuan Rp1 triliun.
Gedung Bank Rakyat Indonesia/Ilustrasi
Gedung Bank Rakyat Indonesia/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi bank paling cuan sepanjang 4 bulan pertama tahun 2022 dengan raihan laba bersih Rp14,43 triliun. Perolehan ini tumbuh 62,85 persen secara year-on-year.

Perolehan tersebut bersaing ketat dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Sampai dengan April 2022, Bank Mandiri meraup laba bersih Rp12,06 triliun, sementara BCA meraih Rp11,477 triliun.

Di deretan bank Himpunan Milik Negara atau Himbara, laba BRI cukup terpaut jauh dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang membukukan laba Rp5,87 triliun, sedangkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) meraih cuan Rp1 triliun.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan perseroan telah menyiapkan 4 strategi sebagai upaya menjaga profitabilitas, serta kinerja yang berkelanjutan hingga akhir 2022.

Strategi pertama adalah pertumbuhan selektif. Aestika menuturkan BRI berfokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat serta eksposur minimum terhadap gejolak, seperti sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

“Selain itu menerapkan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk penguatan pertumbuhan ekonomi domestik,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (14/6/2022).

Kedua, menjaga kualitas penyaluran kredit. Terkait hal ini, BRI selektif menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah.

Aestika menyampaikan bahwa perseroan juga menerapkan soft landing strategy dengan terus membentuk cadangan yang cukup guna mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.

Ketiga, fokus pada pinjaman dengan imbal hasil tinggi. Aestika menuturkan segmen yang mampu menghasilkan high yield adalah mikro dan kredit konsumer. Keempat, perseroan akan melakukan efisiensi melalui peningkatan dana murah (current account saving account/CASA).

“Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, BRI berencana untuk meningkatkan CASA secara gradual dari 63 persen pada tahun 2021 menjadi 66 persen pada 2024 dengan cara transaksi wholesale, penetrasi digital saving BRI, hiperlokal ekosistem pada segmen mikro,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper