Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Pembiayaan Hijau Bank hingga Rusun Subsidi Tekan Backlog

Berita tentang pembiayaan hijau perbankan menjadi salah satu pilihan editor BisnisIndonesia.id. Adapun selain isu tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Tangkapan layar - Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kalimantan Utara akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Tangkapan layar - Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kalimantan Utara akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA—Perbankan didorong lebih aktif dalam penerapan ekonomi hijau melalui penyaluran pendanaan ke proyek-proyek yang menyangkut dengan usaha berkelanjutan.  Sebab, dalam penerapannya membutuhkan dukungan pembiayaan murah dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

Berita tentang pembiayaan hijau perbankan menjadi salah satu pilihan editor BisnisIndonesia.id. Adapun selain isu tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight BisnisIndonesia.id, Kamis (23/6/2022):

Upaya Memasifkan Saluran dan Porsi Pembiayaan Hijau Perbankan

Implementasi pembiayaan untuk ekonomi hijau diharapkan dapat meningkat ke depannya. Sebab, dengan pembiayaan yang lebih inovatif dan murah, maka proyek yang berkaitan dengan ekonomi hijau layak secara bisnis dan tidak membebani anggaran negara atau APBN.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amalia Adininggar Widyasanti menuturlan pendalaman ekonomi hijau,atau pembatasan pemberian kredit pada proyek-proyek yang merusak lingkungan dan internalisasi budaya yang ramah lingkungan, menjadi upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing perusahaan.

“Porsi [pembiyaan hijau] harus ditambah terus,” kata Amalia dalam acara Bisnis Indonesia Banking Outlook 2022, Rabu (22/6/2022).

Amalia menuturkan dukungan investasi menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan ekonomi hijau. Investasi ini tidak bisa hanya bergantung dari investasi pemerintah, tetapi juga harus berasal dari investasi non pemerintah, swasta, dan filantropi. 

Kaliningrad, Hotspot Kecil yang Bisa Picu Perang Rusia-NATO

Provinsi atau oblast Kaliningrad hanyalah sebuah kantung kecil bagi Rusia. Meski kecil, Kaliningrad yang di masa penguasaan Jerman dikenal dengan nama Konigsberg adalah kota pelabuhan penting bagi Rusia. Wilayah yang diapit dua negara anggota NATO, Polandia dan Lithuania, ini menjadi pangkalan penting armada angkatan laut Rusia. Kaliningrad juga menjadi satu-satunya pelabuhan di Laut Baltik yang memungkinkan angkatan laut Rusia berlayar setiap tahun.

Ketenangan Kaliningrad terusik sejak Rusia menginvasi Ukraina. Hal itu berpuncak pada larangan kereta api mengangkut sejumlah barang yang termasuk dalam daftar sanksi Uni Eropa melintasi Lithuania. Padahal, itu lah satu-satunya jalur darat yang selama ini dilalui Moskok untuk mengirim segala kebutuhan di Kalingrad.

Tak pelak, Kaliningrad, yang merupakan satu-satunya pelabuhan Rusia di Laut Baltik yang bebas es sepanjang tahun, menjadi titik baru konflik Moskow.

Tidak mengherankan jika gangguan terhadap Kaliningrad membuat Rusia bereaksi. Moskow mengancam bahwa Lithuania akan mendapatkan balasan setimpal atas perbuatannya “memblokade” Kaliningrad.

Berharap Musim Giling Berakhir Semanis Sasaran Gula

Sebagian pabrik gula di lingkungan Grup PTP Nusantara sudah menyelesaikan musim giling tebu yang secara keseluruhan dilaksanakan selama 97 hari mulai pertengahan Mei hingga pertengahan Agustus 2022.

Pada musim giling tahun 2022 ini Grup PTPN menargetkan 1,1 juta ton produksi gula konsumsi hasil panen dari sedikitnya 50 ribu hektare kebun tebu di beberapa anak perusahaan.

Hingga 4 tahun ke depan, holding BUMN pekebunan itu juga sudah memulai perluasan perkebunan tebu mencapai hingga 100.000 ha yang dibangun di berbagai daerah sentra penghasil tebu.

Tujuannya meningkatkan kemampuan pasok gula konsumsi yang saat baru tercatat 34 persen dari kebutuhan nasional atau rata-rata baru sekitar 800.000 ton per tahun. Pada 2025 Grup PTP Nusantara menargetkan produksi gula sedikitnya 1,8 juta ton atau berkontribusi lebih dari separuh produksi nasional.

Momentum Naik Kelas Tambang Batu Bara Skala Kecil

Makin tingginya permintaan terhadap batu bara Indonesia membuka peluang ekspor baru yang lebih besar ke sejumlah negara di kawasan Eropa. Sejatinya, kondisi ini juga membawa berkah bagi seluruh produsen batu bara di Tanah Air.

Apalagi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga berencana menaikkan target produksi batu bara dalam rencana kerja dan anggaran belanja atau RKAB perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan pada pertengahan tahun ini. 

Langkah itu diambil seiring dengan meningkatnya permintaan komoditas batu bara dari sejumlah negara di Eropa dan India, di tengah keterbatasan pasokan sumber energi di negara tersebut.

Sayangnya, momentum kenaikan permintaan batu bara dari sejumlah negara yang merupakan pasar nontradisional itu tidak dapat dinikmati oleh perusahaan tambang skala menengah ke bawah yang selama ini relatif tidak memiliki akses ke pasar global.

Putar Otak Pemerintah Tekan Backlog dengan Rusun Subsidi di Kota

Upaya pemerintah untuk dapat mengurangi angka backlog kepemilikan rumah terus dilakukan. Adapun saat ini angka backlog mencapai 12,75 juta unit, sedangkan terdapat 23 juta unit rumah tak layak huni (rutilahu).

Memang menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah untuk dapat merumahkan dengan layak masyarakat Indonesia. Terlebih program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2015 lalu rupanya belum mampu menutup angka backlog kepemilikan rumah. 

Pemerintah juga memberikan kemudahan akses pembiayaan rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Skema pembiayaan tersebut berupa Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), dan Subsidi Selisih Bunga (SSB), pembiayaan Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan pembiayaan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). 

Skema FLPP sendiri telah bergulir sejak tahun 2010 melalui sejumlah bank penyalur yang dikomando dahulu oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) dan sejak akhir tahun 2021 telah dialihkan ditangan BP Tapera. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper