Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memproyeksikan pertumbuhan kinerja pendapatan premi industri pada paruh musim 2022, terdorong tren pemulihan dari tiga lini bisnis utama.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita Situmeang mengungkap pertumbuhan premi utamanya terdorong beberapa sentimen positif buat lini bisnis andalan industri, yaitu asuransi properti, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kredit.
"Perkiraan premi industri asuransi umum sampai dengan semester I/2022 akan mencapai Rp43 triliun, atau diproyeksikan naik 12,1 persen [year-on-year/yoy] ketimbang periode yang sama tahun lalu senilai Rp38,37 triliun," ujarnya dalam diskusi Insurance Industry Mid-Year Outlook bersama The Iconomics, Rabu (29/6/2022).
Sebagai gambaran, kinerja pendapatan premi selama tiga bulan pertama periode 2022 telah terealisasi Rp22,3 triliun, atau tumbuh 8 persen yoy ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp20,7 triliun.
Terkhusus sektor properti yang saat ini mengambil porsi 25,5 persen dari total premi industri, Trinita menjelaskan bahwa sentimen positif terutama berasal dari segmen properti komersial. Tercermin dari tumbuhnya sisi suplai kawasan industri dan pergudangan pada kuartal I/2022 mencapai 1,2 persen secara tahunan.
"Selain itu, sisi permintaan juga ternyata ada kenaikan 1,19 persen secara tahunan kuartal pertama tahun ini, terutama untuk perkantoran dan pergudangan," jelasnya.
Baca Juga
Namun, kendati premi asuransi properti berpotensi melejit dalam waktu dekat, AAUI mengingatkan para pelaku industri untuk senantiasa berhati-hati, karena juga ada berbagai tantangan baru buat lini bisnis ini.
Antara lain, potensi klaim yang berhubungan dengan fenomena perubahan iklim, atau kejadian luar biasa yang menimpa suatu industri di tengah kondisi pemulihan ekonomi, akibat tekanan tersendiri buat pelaku usaha untuk cepat-cepat berekspansi.
"Kalau sebelumnya kita cuma lihat potensi klaim dari gempa bumi, banjir biasa, atau kebakaran, tapi di Semarang kemarin ada klaim terkait banjir rob dengan proyeksi nilai klaim kisaran lebih dari US$30 juta. Ada juga misalnya di dunia kebakaran pabrik semi konduktor itu mencapai US$130 juta, jauh dari perkiraan sebelumnya. Ini bisa jadi pelajaran berharga," ujarnya.
Beralih ke asuransi kendaraan bermotor, sentimen positif datang dari kinerja penyaluran kredit kendaraan yang tumbuh 1,9 persen secara tahunan menjadi Rp105,2 triliun pada kuartal I/2022.
Adapun, tantangan dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor yang saat ini mengambil porsi 20,1 persen dari total premi, juga berasal dari potensi klaim. Hal ini menilik mobilitas masyarakat pengendara mobil maupun sepeda motor telah pulih seiring meredanya pandemi Covid-19.
"Sepanjang tahun lalu sampai kuartal I/2022 ini rasio klaim asuransi kendaraan masih bagus, karena banyak mobil dan motor yang hanya parkir di garasi. Tapi kalau dilihat setahun penuh [selama 2022] nanti, mungkin kondisinya akan berbeda," jelas Trinita.
Terakhir, untuk asuransi kredit yang saat ini mengambil porsi terbesar ketiga buat industri asuransi umum, yaitu 14,6 persen, juga berpotensi tumbuh subur seiring kinerja penyaluran kredit lembaga keuangan yang terus membaik.