Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Proyeksi Kinerja BTN (BBTN) Usai Disuntik Modal Negara Rp2,98 Triliun

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) memproyeksikan kinerja perseroan setelah dilakukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2,98 triliun, mulai dari penyaluran KPR hingga dana pihak ketiga (DPK) perseroan.
Begini proyeksi kinerja BTN (BBTN) usai disuntik modal negara Rp2,98 triliun. /JIBI-Dedi Gunawan
Begini proyeksi kinerja BTN (BBTN) usai disuntik modal negara Rp2,98 triliun. /JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN memproyeksikan kinerja perseroan setelah dilakukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp2,98 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengungkapkan dengan adanya PMN maka akan meningkatkan kemampuan perseroan dalam menyalurkan kredit yang juga berkontribusi pada kinerja bisnis Bank BTN pada 2025.

Dia menyampaikan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dalam waktu 5 tahun, jika tanpa adanya penambahan modal, bank hanya mampu membiayai 807.000 unit atau rata-rata 160.000 per tahun.

Untuk diketahui, pemerintah telah memberikan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) kepada perbankan, di mana kuota FLPP tahun 2022 naik dari semula 157.000 unit menjadi 200.000 unit. Haru menuturkan BTN memegang porsi 85 persen atau sebanyak 170.000 unit rumah.

“Maka, BTN akan kurang atau tidak mampu dalam memenuhi target tersebut. Sementara dengan adanya PMN, maka kemampuan BTN akan lebih baik, dalam 5 tahun ke depan akan dapat memberikan penyaluran 1,5 juta unit rumah,” kata Haru dalam Rapat Komisi VI DPR, Kamis (30/6/2022).

Selanjutnya, dari sisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR). Haru menyatakan tanpa dilakukan PMN, maka dalam 5 tahun ke depan, yaitu di 2025, CAR BTN akan turun menjadi 15,71 persen. Sementara itu, dengan adanya PMN maka CAR perseroan akan terjaga di level 18,46 persen.

Adapun, BBTN memproyeksikan dengan adanya PMN Rp2,98 triliun, maka outstanding kredit perseroan mencapai Rp512,9 triliun. Namun, apabila tanpa PMN, maka outstanding kredit perseroan di 2025 hanya sebesar Rp368,6 triliun.

Lalu, CAR Tier 1 perseroan tanpa suntikan PMN hanya berada di 14,57 persen, sedangkan dengan adanya PMN sebesar 17,32 persen. Begitu pula dengan ROE yang bakal naik menjadi 21,36 persen.

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Bank BTN memproyeksikan akan mendapatkan DPK senilai Rp545,7 triliun pada rentang 2023–2025. Untuk akumulasi laba, perseroan juga memproyeksikan akan tumbuh dua kali lipat, yakni Rp17,19 triliun pada 2023–2025.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper