Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Murah Bank Neo Commerce (BBYB) Melesat

Per Juni 2022, rasio dana murah Bank Neo Commerce (BBYB) sebesar 27,9 persen atau senilai Rp3,1 triliun.
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital yang dikendalikan oleh Akulaku, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BYBB) berhasil menghimpun dana pihak ketiga atau DPK sebesar Rp11,1 triliun pada semester I/2022. Jumlah tersebut naik sekitar Rp3 triliun, dibandingkan dengan Desember 2021.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan dari jumlah DPK yang terkumpul, dana yang berasal dari tabungan dan giro (Current Account Saving Account/CASA) sebesar Rp3,1 triliun pada Juni 2022.

“CASA tumbuh 82,35 persen year to date dibandingkan dengan posisi CASA pada Desember 2021 yang senilai Rp1,7 triliun,” kata Tjandra di Jakarta, Kamis (7/7).

Adapun DPK yang berasal dari deposito berjangka, kata Tjandra, naik 23,07 persen ytd dari Rp6,5 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp8 triliun pada semester I/2022.

Sementara itu, Bank Indonesia mencatat penghimpunan DPK perbankan per Mei 2022 tumbuh melambat 10,1 persen yoy menjadi Rp7.266,8 triliun, dari April yang tercatat sebesar 10,3 persen yoy. Di sisi lain, simpanan berjangka terpantau mengalami kontraksi 0,4 persen per Mei 2022.

Adapun untuk aset, ujar Tjandra, pada Desember 2021 senilai Rp11,3 triliun. Jumlah tersebut bertambah Rp3 triliun dalam 6 bulan pertama 2022 menjadi Rp14,3 triliun.

“Jadi ini merupakan kenaikkan yang sangat signifikan,” kata Tjandra.

Tjandra mengatakan pertumbuhan aset disertai dengan lesatan pembiayaan yang disalurkan perusahaan. Pada Desember 2021, total kredit yang telah disalurkan Bank Neo Commerce senilai Rp4,2 triliun. Pada semester I/2022 nilainya tumbuh 66,6 persen ytd menjadi Rp7 triliun.

Dia mengatakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan kredit tersebut disebabkan perusahaan makin gencar menjalin kerja sama dengan mitra-mitra untuk penyaluran kredit. Diketahui dari total Rp7 triliun, sekitar 60 persen berasal dari kredit yang disalurkan melalui channeling.

“Kami juga menyalurkan kredit sendiri ke beberapa bisnis yang profitable lewat pinjaman digital,” kata Tjandra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper