Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Diselimuti Rugi, Saham Bank Neo Commerce (BBYB) Tetap Terbang Tinggi

Saham Bank Neo Commerce tercatat mengalami peningkatan sebesar 14,08 persen atau dari posisi Rp1.040 pada awal perdagangan hingga ditutup pada level Rp1.175 per lembar saham.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Neo Commerce di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Neo Commerce di Jakarta, Rabu (5/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten perbankan digital, PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) kembali masuk ke zona hijau pada akhir perdagangan Jumat (8/7/2022). Kenaikan ini terjadi di tengah kinerja perseroan yang masih mencatatkan rugi bersih pada semester I/2022.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham Bank Neo tercatat mengalami peningkatan sebesar 14,08 persen ke level Rp1.175 per lembar saham. Adapun, saham perseroan dibuka di posisi Rp1.040 pada pembukaan perdagangan hari ini.

Sepanjang perdagangan hari ini total volume saham BBYB yang diperdagangkan mencapai 63,9 juta, sementara total nilai turnover sebesar Rp71,9 miliar. Adapun pada perdagangan kemarin, Kamis (7/7/2022) saham BBYB ditutup dengan kenaikan 4,04 persen. Adapun, peningkatan saham ini terjadi di tengah kerugian.

Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan menyatakan rugi setelah pajak mencapai Rp606 miliar pada semester pertama tahun ini. Angka ini turun dibandingkan 2021 yang membukukan rugi Rp990 miliar.

“Pada kuartal I/2022 [rugi] tetap tinggi Rp413 miliar, kenyataannya pada semester I/2022 kami membukukan rugi di kisaran Rp606 miliar. Jadi kecepatan loss itu sudah turun,” ujarnya di Jakarta pada Kamis (7/7/2022).

Dia menjelaskan bahwa kerugian yang dibukukan perseroan terus menyusut sepanjang tahun ini, dari yang mencapai Rp160 miliar pada Januari 2022 menjadi hanya Rp90 miliar per Mei. Kemudian, memasuki bulan Juni, kerugian menjadi hanya Rp30 miliar.

Tjandra menyatakan bahwa perlambatan kerugian itu disebabkan oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII). Sepanjang semester I/2022, NII perseroan mencapai Rp547 miliar, naik jika dibandingkan tahun 2021 yang membukukan Rp315 miliar.

Adapun capaian rasio margin bunga bersih atau interest margin (NIM) perseroan mencapai double digit di kisaran 10,16 persen pada Juni 2022. Meski sudah naik 5 persen secar tahunan, BBYB memperkirakan masih dapat tumbuh sampai 15 persen hingga akhir 2022.

Dari sisi aset, BBYB juga mencatatkan kenaikan secara year-to-date (ytd) dari Rp11,33 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp14,36 triliun per Juni 2022. Kredit juga mengalami kenaikan sampai Rp7 triliun dari yang sebelumnya Rp4,27 triliun pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper