Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Neo Commerce (BBYB) Rugi Rp611,4 Miliar pada Semester I/2022

Berdasarkan laporan keuangan, rugi Bank Neo Commerce (BBYB) pada semester I/2022 turun semakin dalam.
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo Bank Neo Commerce di Jakarta, Kamis (19/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk. atau BBYB membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp611,43 miliar hingga 30 Juni 2022. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Bank Neo Commerce, rugi tersebut meningkat 360 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari semula pada periode Juni tahun lalu sebesar Rp132,86 miliar 

Emiten bersandi saham BBYB itu mencatat pendapatan bunga mengalami kenaikan sebesar 186 persen yoy, dari Rp299,8 miliar menjadi Rp857,5 miliar. Sementara itu, beban bunga perseroan naik 90 persen yoy dari Rp163,6 miliar menjadi Rp310,5 miliar. 

Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank Neo Commerce melonjak 302 persen yoy menjadi Rp547 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp136,1 miliar. 

BBYB juga mencatat pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI) yang melambung 973 persen yoy, dari Rp16,42 miliar menjadi Rp176,1 miliar. 

Hingga Juni 2022, Bank Neo Commerce menyalurkan kredit senilai Rp7,04 triliun. Itu naik 84,2 persen yoy dari semula Rp3,82 pada Juni 2021. Pertumbuhan kredit tersebut membuat total aset BBYB ikut naik 105 persen yoy, dari sebelumnya bernilai Rp6,99 triliun kini menjadi Rp14,36 triliun.

Selanjutnya, bank digital yang menampilkan maskot kucing itu juga mampu menghimpun dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 116 persen yoy, dari semula Rp5,13 triliun menjadi Rp11,1 triliun.

Kenaikan DPK perseroan berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) berupa giro dan tabungan yang melesat 301 persen yoy, dari Rp788,1 miliar menjadi Rp3,15 triliun.

Dari sisi permodalan, BBYB tercatat memiliki modal inti (tier 1) senilai Rp2 triliun per Juni 2022, atau tumbuh 75 persen yoy dari sebelumnya Rp1,14 triliun di posisi yang sama tahun 2021.

Kemudian dari sisi rasio kinerja, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BBYB turun dan berada di level 1,78 persen (gross) dan 1,41 persen (net). Sementara untuk net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik yang masing-masing tercatat di level 10,16 persen dan 156,75 persen. 

Lalu untuk rasio profitabilitas return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) berada di level -9,18 persen dan -54,07 persen. Sementara itu, loan to deposit ratio (LDR) turun dari 74,46 persen menjadi 63,40 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper