Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akuisisi Woori Card, Batavia Prosperindo Finance (BPFI) Incar Pembiayaan Rp1 Triliun

Leasing yang tengah dalam proses diakuisisi oleh Woori Card asal Korsel ini masih mengejar penyaluran pembiayaan Rp1,09 triliun pada 2022.
Ilustrasi tempat penjualan mobil bekas./Antara/Chairul Rohman
Ilustrasi tempat penjualan mobil bekas./Antara/Chairul Rohman

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pembiayaan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPFI) menargetkan penyaluran pembiayaan menyentuh Rp1,09 triliun sepanjang 2022.

Direktur Keuangan BPFI Indah Mulyawan menjelaskan bahwa tren penyaluran pembiayaan tahun ini dipastikan lebih baik dari tahun lalu yang hanya mencapai Rp591,1 miliar.

"Tahun lalu, kami bertahan menyalurkan pembiayaan dari kas sendiri, sehingga beban keuangan bisa ditekan supaya masih bisa mencetak laba. Tahun ini, kami membidik penyaluran Rp1,09 triliun untuk lini bisnis mobil bekas maupun alat berat," ujarnya dalam paparan publik secara virtual, Kamis (28/7/2022).

Indah menjelaskan target pembiayaan baru pada tahun ini terbagi untuk pembiayaan konsumen Rp792 miliar berupa sekitar 9.300 unit kendaraan bekas, serta pembiayaan untuk sektor koprasi senilai Rp300 miliar berupa 300 unit alat berat.

"Saat ini, sampai semester I/2022, dari target Rp546 miliar, kami merealisasikan 77 persen atau senilai Rp423,1 miliar. Jadi kami optimistis masih bisa mencapai target tahunan lebih baik dari tahun lalu," tambahnya.

Direktur BPFI Hady Sutiono menambahkan bahwa tantangan pada semester II/2022 ini sebenarnya lebih berat, terutama untuk lini bisnis pembiayaan mobil bekas.

"Tantangan untuk kami terutama dari para kompetitor yang mencoba lebih agresif, salah satunya dengan menurunkan DP [uang muka] pembiayaan. Kami akan coba bersaing dan kompetitif di pasar, tapi dengan tetap berhati-hati. Selain itu, analisis yang baik terhadap calon debitur juga kami jaga, salah satunya lewat terus menjaga hubungan baik dengan showroom dan dealer kendaraan," tutupnya.

Sebagai informasi, BPFI saat ini memiliki total aset mencapai Rp1,29 triliun pada semester I/2022, terbilang stagnan karena hanya turun tipis di kisaran Rp1,3 miliar ketimbang kinerja total aset pada tutup buku 2021.

Namun, komponen aset piutang pembiayaan konsumen tercatat naik tipis dari Rp663,2 miliar pada akhir 2021 menjadi Rp678,6 miliar per Juni 2022. Sewa pembiayaan pun naik dari Rp228,5 miliar menjadi Rp238,7 miliar pada Maret 2022.

Berdasarkan laporan keuangan BPFI per Juni 2022, laba bersih BPFI mencapai Rp26,71 miliar, tercatat tumbuh 70 persen (year-on-year/yoy) ketimbang periode sama tahun sebelumnya senilai Rp15,69 miliar.

Pertumbuhan laba ini utamanya ditopang tren penurunan beban usaha, dari sebelumnya Rp126,3 miliar per Juni 2021 menjadi Rp100,74 miliar per Juni 2022. Karena total pendapatan BPFI tampak masih lesu, turun dari sebelumnya Rp146,6 miliar per Juni 2021 menjadi Rp134,18 miliar per Juni 2022.

Terkini, perusahaan asal Korea Selatan, Woori Card Co, Ltd. tengah berproses mengakuisisi saham BPFI sebesar 82,03 persen. Salah satunya, dari penjualan pemegang saham pengendali lama BPFI, PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk. (BPII). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper