Bisnis.com, JAKARTA – Sampai dengan 6 bulan pertama 2022, sederet bank digital terlihat masih mencari titik keseimbangan dalam mengelola pendapatan dan beban. Tak ayal kondisi ini memosisikan mereka dalam zona kerugian.
Berdasarkan catatan Bisnis sampai dengan Selasa (2/8/2022) ada tiga bank digital membukukan rugi bersih pada paruh pertama tahun ini. Ketiganya adalah PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), dan PT Bank Digital BCA.
Bank Neo Commerce atau BNC sepanjang semester I/2022 mencatatkan rugi bersih senilai Rp611,43 miliar, atau naik 360 persen year-on-year (yoy).
Kerugian itu, kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan, disebabkan oleh kebutuhan modal atau capital expenditure (Capex) yang besar. Alokasi modal ini ditujukan untuk berinvestasi dan mengembangkan teknologi dalam proses transformasi perseroan.
Selain itu, proses investasi teknologi tidak dapat dilakukan semalam. Menurut Tjandra, bank membutuhkan waktu ideal beberapa tahun untuk menggelontorkan modal baik dari sisi investasi teknologi maupun sumber daya manusia.
Meski demikian, Tjandra menyatakan bahwa kerugian yang dibukukan emiten bank berkode saham BBYB itu terus turun tiap bulannya. Kerugian yang tadinya mencapai Rp160 miliar per Januari 2022, kini berbalik untung Rp5,6 miliar hingga akhir Juni 2022.
Baca Juga
Dengan demikian, dia yakin BBYB dapat membukukan kinerja ciamik di sisa tahun 2022. “Kami optimistis mengarungi semester dua 2022 seiring dengan semakin lengkapnya fitur dan layanan unggulan yang BNC hadirkan di beberapa waktu ke depan,” pungkasnya.
Sementara itu, Bank Aladin Syariah mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp80,77 miliar. Rugi bersih bank digital syariah itu tumbuh 2.477 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp3,13 miliar.
Rugi tersebut didorong meningkatnya beban operasional pada paruh pertama 2022, yang mencapai Rp105,5 miliar, meningkat 179 persen secara yoy. Kenaikan beban operasional disebabkan melesatnya biaya promosi sebesar 1.780 persen menjadi Rp6,11 miliar. Adapun, beban gaji naik 167 persen menuju angka Rp60,56 miliar.
Alhasil, rugi operasional yang dibukukan oleh Bank Aladin pada semester I/2022 mencapai Rp80,65 miliar atau naik 256 persen dibandingkan semester I/2021 yang sebesar Rp22,65 miliar.
Di sisi lain, emiten bank berkode saham BANK ini mampu meningkatkan total aset menjadi Rp2,79 triliun atau naik 28,76 persen dibandingkan akhir Desember 2021.
“Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan pada surat berharga yang dimiliki,” ujar Presiden Direktur Bank Aladin Syariah Dyota Marsudi
Di deretan terakhir, BCA Digital membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai Rp36,21 miliar hingga 30 Juni 2022 atau naik 82 persen yoy. Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. ini juga menanggung beban bunga sebesar Rp46,84 miliar atau tumbuh 204 persen yoy.
Sementara itu, pendapatan bunga yang dibukukan perseroan mencapai Rp148,45 miliar. Dengan demikian, pendapatan bunga bersih BCA Digital naik 66 persen yoy, dari Rp61,31 miliar menjadi Rp101,6 miliar pada kuartal II/2022.
Secara total aset, BCA Digital mencatat kenaikan sebesar 178 persen yoy, dari Rp3 triliun menjadi 8,35 triliun. Adapun dari sisi liabilitas, yakni berupa tabungan dan deposito melesat hingga 4.772 persen yoy, naik dari Rp86,92 miliar menjadi Rp4,23 triliun.