Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 6 emiten bank digital mencatatkan kenaikan pada pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI), salah satunya PT Bank Digital BCA.
Berdasarkan laporan keuangan, BCA Digital mencatatkan pertumbuhan pada FBI dari Rp7 juta menjadi Rp2,16 miliar pada Juni 2022. Artinya, FBI yang dimiliki perseroan melonjak 30.843 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Terkait adanya peningkatan FBI, hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa blu mulai diterima dan digunakan oleh masyarakat secara aktif,” kata Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati kepada Bisnis, Kamis (4/8/2022).
Adapun, di tahun ini, anak perusahaan milik PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) itu berfokus pada agenda prioritas, di antaranya dengan meningkatkan customer-based yang berkualitas dan aktif bertransaksi menggunakan aplikasi mobile banking BCA Digital, yakni blu.
Selain itu, Lanny menyampaikan BCA Digital juga mengembangkan produk-produk kebutuhan nasabah dan masyarakat, serta menghasilkan pendapatan untuk perusahaan pada tahun ini.
“Di tahun ini, fokus kami juga untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan kemudahan untuk para nasabah dalam bertransaksi melalui pengembangan layanan, infrastruktur, fitur, dan produk blu beserta ekosistem digitalnya,” ujarnya.
Baca Juga
Lanny percaya bahwa dengan terus berfokus pada agenda prioritas tersebut, hal itu akan semakin memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan FBI BCA Digital ke depannya.
Lebih lanjut, Lanny menyampaikan seiring dengan kokohnya fundamental perusahaan, dan meningkatnya kepercayaan, serta jumlah nasabah BCA Digital, pihaknya meyakini bahwa profit dan keberlanjutan perusahaan akan dapat tercapai dengan baik.
Sementara itu, hingga Juni 2022, BCA Digital mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar 82 persen yoy, dari sebelumnya merugi Rp19,91 miliar menjadi Rp36,21 miliar.
Mengenai hal itu, Lanny menjelaskan penyebab perseroan membukukan rugi bersih, sebab BCA Digital sedang dalam proses membangun infrastruktur yang membutuhkan biaya.