Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Paksa Bank Sentral Turki Turunkan Suku Bunga Meski Inflasi Tinggi

Bank sentral Turki mengejutkan pasar pada Jumat karena memangkas suku bunga utama sebesar 100 basis poin menjadi 13 persen meskipun inflasi mengadang.
Bank sentral Turki mengejutkan pasar pada Jumat (19/8/2022) karena memangkas suku bunga utama sebesar 100 basis poin menjadi 13 persen akibat desakan Presiden Erdogan meskipun inflasi mengadang. Ilustrasi/Reuters
Bank sentral Turki mengejutkan pasar pada Jumat (19/8/2022) karena memangkas suku bunga utama sebesar 100 basis poin menjadi 13 persen akibat desakan Presiden Erdogan meskipun inflasi mengadang. Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Turki mengejutkan pasar pada Jumat (19/8/2022) karena memangkas suku bunga utama sebesar 100 basis poin menjadi 13 persen akibat desakan Presiden Erdogan meskipun inflasi mengadang.

Sebagai informasi, inflasi di Turki telah mencapai 80 persen dengan tren pengetatan moneter di antara rekan-rekannya di seluruh dunia.

Kebijakan penurunan suku bunga langsung direspon pasar dengan penurunan mata uang Lira lebih dari 1 persen karena bank sentral mengambil langkah yang tidak ortodoks. Penurunan suku bunga merupakan saran dari Presiden Recep Tayyip Erdogan yang bertujuan untuk memberikan kredit murah untuk membantu meningkatkan ekspor Turki.

Dilansir dari Arabnews, inflasi Turki tercatat di posisi tertinggi dalam 24 tahun terakhir sehingga menggerus pendapatan dan tabungan masyarakat Turki.

Bank Sentral Turki menyatakan resesi semakin dinilai sebagai faktor risiko yang tak terhindarkan karena menurunkan tingkat lelang repo satu minggu menjadi 13 persen dari 14 persen.

Keputusan kebijakan moneter Turki bertentangan dengan pendekatan yang dilakukan oleh sebagian besar negara lain ketika mereka mencoba untuk memerangi lonjakan harga konsumen yang disebabkan oleh masalah rantai pasokan global dan invasi Rusia ke Ukraina.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menganut kepercayaan yang tidak lazim bahwa suku bunga tinggi menyebabkan inflasi daripada mengendalikannya. Erdogan pun telah memecat tiga gubernur bank sentral sejak 2019 yang mencoba mengejar kebijakan ekonomi yang lebih konvensional.

Ekonom BlueBay Asset Management Timothy Ash menyatakan keputusan Erdogan menurunkan suku bunga adalah hal yang gila. Pasalnya, dia menilai tidak ada satu pun pihak yang menginginkan hal tersebut.

'Saya tidak berpikir ada yang mengharapkan ini,”Timothy Ash, ekonom Manajemen Aset BlueBay dikutip dari Middle East Eye.

Turki sekarang memiliki tingkat bunga riil negatif sebesar 66,6 persen bila disesuaikan dengan inflasi. Situasi memaksa bisnis dan orang-orang biasa untuk membelanjakan sebanyak mungkin sebelum lira mereka kehilangan nilai lebih setiap bulannya.

Pendekatan Turki yang tidak ortodoks telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang diharapkan Erdogan dapat membantunya mengamankan dekade ketiga dalam kekuasaan dalam pemilihan umum yang dijadwalkan Juni mendatang.

Namun hal itu disertai dengan depresiasi lira yang tajam yang telah mengikis standar hidup dan mendorong sektor keuangan ke jurang krisis.

Pemerintah Turki telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah alternatif untuk memerangi inflasi yang oleh sebagian besar ekonom dianggap tidak cukup atau terlalu rumit dan mahal untuk dikerjakan.

Ini termasuk membatasi pinjaman bank dan menawarkan jaminan negara untuk memastikan bahwa simpanan orang Turki tidak kehilangan terlalu banyak nilai dari waktu ke waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper