Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyatakan kartu kredit hingga saat ini masih menjadi salah satu alat pembayaran andalan nasabah emiten bersandi saham BBCA.
Executive Vice President Secretariat Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengungkapkan hingga Juli 2022, jumlah kartu kredit yang beredar sebesar 4,5 juta dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 4,3 juta.
Adapun, saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp12,7 triliun. Dengan demikian, total portofolio kredit konsumer naik 7,6 persen yoy menjadi Rp160,5 triliun per Juni 2022.
“Hal ini merupakan suatu bentuk kepercayaan nasabah yang tetap menggunakan kartu kredit BCA dalam memenuhi kebutuhannya,” kata Hera kepada Bisnis, Selasa (23/8/2022).
Di samping itu, Hera menyampaikan BCA secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah kartu kredit dengan menghadirkan berbagai promo menarik di berbagai segmen kebutuhan nasabah.
Lebih lanjut, Hera menyatakan BBCA akan senantiasa menyelaraskan kebijakan produk dan layanan sesuai kondisi terkini dan dinamika kebutuhan nasabah.
Sejalan dengan komitmen BCA untuk terus memberikan nilai tambah kepada nasabah melalui layanan kartu kredit, Hera mengungkapkan BCA turut bekerja sama dengan beberapa rekanan dalam memberikan manfaat istimewa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.
"Kami berharap bisnis kartu kredit masih akan terus tumbuh ke depannya,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp26,62 triliun per Juni 2022. Nilai transaksi tersebut naik 34 persen yoy dari sebelumnya Rp19,81 triliun.
Berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia per Juni 2022, nilai transaksi tunai kartu kredit didominasi oleh komponen nilai transaksi belanja yang mencapai Rp25,96 triliun. Adapun sisanya, yakni senilai Rp657 miliar merupakan nilai transaksi tunai pada Juni 2022.
Setali tiga uang, volume transaksi kartu kredit juga mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen yoy. Volume tersebut naik dari 23,22 juta transaksi menjadi 27,93 juta transaksi.
