Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI (BBNI) Buka Suara Soal Wacana Akuisisi BTN (BBTN)

BNI memberikan penjelasan soal isu emiten berkode BBNI tersebut akan akuisisi BTN (BBTN) seperti yang disampaikan Wapres Ma'ruf Amin.
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perbankan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menerangkan belum ada pembicaraan dan arahan mengenai wacana mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN).

Corporate Secretary Bank Negara Indonesia Mucharom menjelaskan emiten bersandi BBNI ini selalu mendukung rencana pengembangan bisnis oleh pemerintah dengan mempertimbangkan aspek bisnis yang memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan serta dapat memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham serta negara.

"Terkait dengan wacana akuisisi BTN, dapat kami sampaikan, bahwa sampai dengan saat ini hal tersebut belum ada arahan tindak lanjut dari pemegang saham untuk menjadikan aksi korporasi [corporate action]," paparnya, Sabtu (27/8/2022).

Menurutnya, BBNI saat ini sedang fokus pada eksekusi agenda transformasi perusahaan yang telah dicanangkan. Perseroan juga menempatkan prioritas optimalisasi kontribusi perusahaan anak, yang saat ini sedang mengembangkan beberapa rencana strategis di bank digital, securities dan multifinance.

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin secara terang-terangan menyatakan pemerintah memiliki wacana PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengakuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN.

Hal itu terungkap di sela kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Teknologi Riau, Kamis (25/8/2022). Wapres menjelaskan bahwa BNI diarahkan mengambil BTN konvensional dan kemudian unit usaha syariah (UUS) BTN diambil oleh PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BRIS. Hal itu dilakukan untuk mengonsolidasikan bank pelat merah atau himpunan bank milik negara (Himbara) alias BUMN.

"Memang ada rencana tadinya itu kan untuk mempersedikit jumlah bank himbara, sehingga bank BTN itu syariahnya nanti diambil BSI, konvensionalnya diambil BNI, tetapi sekarang itu masih dalam tahap wacana itu," ungkap Ma'ruf.

Jka menilik kinerja sepanjang semester I/2022, emiten bersandi saham BBNI membukukan kenaikan laba bersih sebesar 75,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8,8 triliun. Laba bersih BBNI tercapai karena fungsi intermediasi terus menguat.

Kredit pada semester pertama tahun ini tercatat mencapai Rp620,42 triliun atau naik 8,9 persen yoy. Lebih lanjut, penghimpunan dana pihak ketiga atau DPK naik 7,0 persen yoy menjadi Rp691,84 triliun. DPK tersebut didominasi oleh CASA dengan porsi 69,2 persen dari total dana masyarakat yang dihimpun oleh perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper