Bisnis.com, JAKARTA – Bank digital di Indonesia dinilai perlu memiliki ekosistem agar mampu tumbuh secara berkelanjutan. Hal tersebut juga bertujuan menghindari nasib seperti sejumlah bank digital di dunia yang terpaksa ditutup.
Sebelumnya, salah satu bank digital murni di Australia, Volt, tumbang karena dikabarkan tidak mampu menghimpun dana untuk beroperasi. Kondisi itu terjadi di tengah berkurangnya kemampuan menabung warga Australia akibat lonjakan inflasi yang mencapai 5,1 persen.
Direktur Utama PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) Kaspar Situmorang mengatakan penutupan Volt merupakan dampak dari kesalahan dalam mengelola aset liabilitas. Bank tersebut juga tidak memiliki ekosistem guna menunjang keberlangsungannya.
“Ekosistem sangat penting karena dengan adanya ekosistem, secara teknis, proses akuisisi [nasabah] jauh lebih murah dan customer lifetime value menjadi lebih tinggi. Itulah kunci daripada bank digital,” ujar Kaspar dalam acara Bisnis Indonesia Goes to Campus di Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (30/8/2022).
Menurutnya, bank digital yang memiliki ekosistem dapat mendorong penyaluran pembiayaan secara cepat, profitabilitas yang tinggi, dan kualitas kredit yang baik. Sebagaimana diketahui Bank Raya turut memiliki ekosistem besar dari induk perusahaannya, BRI Group.
Secara terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira juga menyatakan bahwa bank digital yang akan memenangkan pasar adalah bank yang memiliki integrasi ekosistem. Pasalnya, hal ini dapat membuka peluang kolaborasi dari berbagai pihak.
“Eranya memang cross platform, jadi tidak perlu buka aplikasi bank digital untuk pengajuan pinjaman tapi cukup di platform yang sudah eksisting,” ujar Bhima.
PT Bank Jago Tbk. (ARTO), misalnya, diketahui memiliki integrasi ekosistem dengan perusahaan ride hailing, Gojek dan mitra lainnya. Sementara itu, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) memiliki ekosistem jaringan ritel Transmart hingga e-commerce. Adapun PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mempunyai ekosistem fintech.
Selain itu, ada juga PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) yang menjadi kerja sama dengan Alfamart. Keseriusan hubungan keduanya ditandai dengan langkah Alfamart yang membeli 294.118.800 saham Bank Aladin dengan mahar sekitar Rp500 miliar.