Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Tahun Cukup Bagi Bank Jago (ARTO) Punya Aset Besar? 

Ada peluang bank digital seperti Bank Jago (ARTO) dapat memperbesar aset dalam kurun waktu 5 tahun. 
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Selasa (19/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang Bank Jago, Jakarta, Selasa (19/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Masa depan bank digital seperti Bank Jago (ARTO) menjadi pertanyaan yang sering ditemukan. Salah satunya perihal seberapa cepat aset bank digital dapat tumbuh, bahkan hingga masuk  dalam kategori 10 bank dengan aset terbesar di Indonesia. 

Mengenai hal tersebut, Direktur PT Bank Jago Tbk. (ARTO) Peterjan van Nieuwenhuizen mengatakan sulit untuk memprediksi kapan sebuah bank digital dapat masuk ke dalam kategori bank dengan aset terbesar di Indonesia. Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun, ada peluang bank digital dapat masuk ke dalam kategori bank dengan aset terbesar dalam kurun waktu 5 tahun. 

“Ini sangat susah untuk diprediksi. Mungkin dalam kurun waktu 5 tahun,” kata Peterjan kepada Bisnis beberapa waktu lalu. 

Peterjan juga mengatakan Bank Jago memiliki aspirasi untuk bisa bertumbuh secara cepat. Tetapi yang menjadi tujuan utama perseroan adalah adalah mampu memberikan solusi keuangan digital berprinsip life-centric yang berdampak bagi masyarakat Indonesia.

Adapun hingga akhir Juni 2022, Bank Jago juga mencatatkan total aset sebesar Rp14,61 triliun, tumbuh 44,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya tercatat sebesar Rp10,09 triliun

Dia memperkirakan dengan tujuan tersebut akan berdampak pada pertumbuhan jumlah nasabah dan kinerja keuangan perseroan. Namun dia belum mengetahui seberapa besar dampaknya. 

“Namun apakah akan tercermin dalam bentuk ranking (10 besar), mari sama sama kita buktikan,” kata Peterjan. 

Dia mengatakan untuk menjadi bank besar, secara umum sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Dari beberapa paparan Bank Indonesia di forum G20 memperlihatkan perkembangan ekonomi digital di berbagai negara sangat signifikan.

Faktor penting lainnya adalah, pandemi yang telah mengakselerasi layanan digital ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi telah mengubah cara hidup manusia, kebiasaan sehari hari, secara fundamental. 

Dia mengatakan dalam sebuah riset menunjukkan 50-60 persen bahwa pengguna layanan digital tidak akan kembali ke metode konvensional dalam memenuhi kebutuhan hariannya. 

Alasannya sangat masuk akal. Pertama, mereka telah merasakan kemudahan yang ditimbulkan dengan adanya teknologi, kedua, mereka makin familiar dalam menggunakan aplikasi atau layanan berbasis digital, ketiga mereka semakin nyaman menggunakan layanan berbasis digital. 

Bahkan saat ini generasi baby boomers keatas juga makin banyak yang beralih ke layanan digital bank, dan Peterjan percaya angka ini akan makin naik. 

“Di Bank Jago kami memiliki nasabah tertua di usia 70 tahun, dan ini sangat menarik. Tentunya, perubahan profil pengguna layanan digital ini tentunya akan berpengaruh baik pada pertumbuhan digital bank,” kata Peterjan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper