Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Diproyeksi Masih Hawkish, BI Kerek Suku Bunga Jadi 4 Persen?

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen pada September 2022.
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Selasa (23/8/2022)/Youtube Bank Indonesia
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG BI), Selasa (23/8/2022)/Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) diperkirakan kembali mengerek suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini atau September 2022 seiring dengan sikap Federal Reserve (The Fed) yang masih hawkish. 

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4 persen pada September ini.

Menurutnya, BI akan menaikkan suku bunga secara perlahan. Pasalnya, kenaikan suku bunga yang terlalu agresif dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

“Kami sejauh ini melihat BI akan kembali menaikkan suku bunga dengan besaran 25 basis poin ke 4,0 persen,” katanya kepada Bisnis, Senin (19/9/2022).

Hal ini, katanya, sesuai dengan perkembangan inflasi hingga minggu ketiga September 2022 dan diperkirakan inflasi akan mencapai 5,9 persen pada akhir September 2022.

Selain itu, langkah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed)  juga diperkirakan semakin hawkish dalam menaikkan suku bunga acuan.  Kenaikan suku bunga the Fed diperkirakan sebesar 75 basis poin, bahkan kemungkinan dapat naik sebesar 100 basis poin.

“Memang tone The Fed ada kemungkinan 100 basis poin, tapi dengan tren inflasi yang perlahan menurun, mengambil 100 basis poin akan berisiko terhadap resesi AS di tahun depan. Mungkin 75 basis poin yang akan di pilih,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen, pertama kalinya setelah ditahan pada level 3,5 persen selama 18 bulan.

Pada RDG Agustus 2022, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga BBM dan inflasi pangan.

Tingkat  inflasi pada Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69 persen secara tahunan, meski turun dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,94 persen (year-on-year/yoy).

Berdasarkan komponennya, inflasi pada periode tersebut terutama didorong oleh inflasi pangan, yang mencapai 8,93 persen secara tahunan, meski lebih rendah dari bulan sebelumnya 11,47 persen.

Di sisi lain. inflasi pada komponen harga yang diatur pemerintah tercatat meningkat, dari 6,51 persen pada Juli 2022 menjadi 6,84 persen pada Agustus 2022.

Tingkat inflasi inti pun tercatat meningkat, dari 2,86 persen pada Juli 2022 menjadi 3,04 persen pada Agustus 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper