Bisnis.com, JAKARTA – Perencanaan keuangan menyampaikan financial freedom atau kebebasan finansial bukan tahapan tertinggi saat seseorang mampu mengendalikan keuangan. Tahap tertinggi dari kebebasan keuangan adalah financial abundance.
Widya Prima, Financial Planner & Founder of @uangplanner menuturkan untuk mencapai financial freedom maupun financial abundance, keduanya harus dilakukan secara bertahap. Apalagi, kata dia, dengan pola pikir masyarakat yang menilai bahwa investasi merupakan cara cepat mendatangkan kekayaan namun masih bergantung dengan orang tua.
“Boleh berpikir investasi, tapi mindset-nya untuk belajar, bukan untuk mencari kaya dengan cepat,” kata Widya dalam acara Bisnis Indonesia Goes to Campus di IPB, Kamis (29/9/2022).
Widya mengingatkan pola pikir setiap individu harus diubah, bukan berpikir dengan kehadiran investasi saham maupun crypto di berbagai platform dapat menghasilkan uang secara instan.
“Misalnya beli reksa dana atau saham itu boleh, tapi niatkan untuk belajar. Bukan untuk cari kaya cepat, karena untuk bisa mencapai financial freedom tahapannya seperti ini, enggak bisa lompat-lompat,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Widya mencatat untuk mencapai financial freedom maupun financial abundance, maka tahap pertama yang harus dilalui adalah financial dependency. Artinya, di tahap seseorang yang masih bergantung secara finansial kepada orang lain dan belum mampu menutupi kebutuhannya.
Baca Juga
Selanjutnya, jika tahap pertama sudah dilalui, maka yang kedua adalah financial solvency, yakni sudah mempunyai penghasilan yang bisa menutup seluruh kebutuhan pengeluaran. Kemudian yang ketiga, financial stability merupakan tahapan di mana penghasilan yang sudah bisa disisihkan setiap bulannya.
Keempat, financial security. Dalam tingkat ini, Widya menekankan bahwa fokus dari financial security adalah untuk membangun dana darurat. Pasalnya, dana darurat adalah salah satu pondasi dari keuangan, yakni tabungan wajib yang dimiliki setiap individu.
“Sebelum memiliki tabungan liburan atau tabungan untuk membeli rumah, maka terlebih dahulu harus mempunyai tabungan dana darurat, karena hidup banyak sekali ketidakpastian dan hal-hal tak terduga yang sifatnya darurat. Makanya, kita butuh uang liquid yang cair dan ready di rekening,” jelasnya.
Selain memiliki dana darurat, di tahap financial security ini juga setiap individu harus memiliki asuransi, misalnya BPJS ataupun asuransi swasta.
“Seenggaknya punya BPJS [Kesehatan] dulu, tapi mungkin dari orang tua sudah ada yang memberikan asuransi swasta untuk anak-anaknya. Asuransi itu penting untuk keamanan keuangan,” sambungnya.
Tahap berikutnya atau yang kelima adalah financial independence, yakni memiliki pendapatan yang cukup tanpa bergantung dengan orang lain. Tahapan lainnya adalah financial freedom yang merupakan impian banyak orang, yakni setiap individu harus mempelajari tentang investasi, agar kelak aset investasi tersebut bisa menghasilkan passive income untuk membiayai kebutuhan dan keinginan.
“Financial freedom adalah impian kita, kita sudah bisa milih kerja atau enggak kerja. Kalaupun kita memilih enggak kerja, kita tetap punya penghasilan penghasilan pasif nggak hanya dari bisnis yang udah tapi juga dari penghasilan pasif dari return investasi,” tuturnya.
Artinya, Widya menyimpulan bahwa setiap individu harus mulai mengerti cara mengelola keuangan dengan baik untuk menuju tahapan financial freedom.
Adapun tahap ketujuh adalah financial abundance, di mana passive income bukan hanya untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi juga untuk masyarakat luas, seperti filantropi.