Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. telah menjalin kerja sama dengan PT Nur Rima Al-Waali (NRA Group) untuk penyaluran produk pembiayaan haji khusus dan umrah. Kerja sama ini dilakukan untuk mendongkrak bisnis pada segmen konsumer.
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan melalui kerja sama dengan NRA Group, perusahaan bisa semakin memperluas porsi penyaluran pembiayaan haji dan umroh. Saat ini Bank Muamalat mengklaim 42 persen pangsa pasar haji plus dan 14 persen haji reguler.
Dia melanjutkan bahwa kerja sama dengan NRA Group merupakan bagian dari upaya mendorong produk Prohajj Plus yang sudah ada di perusahaan. Melalui produk itu, Bank Muamalat menggandeng perusahaan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) di Tanah Air.
Prohajj Plus merupakan layanan pembiayaan pengurusan haji khusus dari Bank Muamalat yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendaftar haji lebih cepat tanpa perlu menabung lebih lama. Selain Prohajj Plus, Bank Muamalat meluncurkan pembiayaan umrah bekerja sama dengan perusahaan travel.
Dengan semakin banyaknya porsi pembiayaan haji, bisnis konsumer perusahaan juga akan terdongkrak. "Kami optimistis segmen ini akan memberikan hasil yang optimal," ujar Permana dalam siaran pers, Kamis (13/10/2022).
Apalagi, masuknya Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) telah rampung awal tahun ini. Dengan posisi BPKH sebagai PSP Bank Muamalat, maka secara tidak langsung keuntungan yang diraih oleh perseroan akan kembali lagi kepada jamaah haji melalui BPKH.
Baca Juga
"Sebagai bank pertama murni syariah yang dimiliki oleh BPKH tentu saja kami akan memaksimalkan potensi bisnis di segmen haji dan umrah. Salah satunya melalui produk Prohajj Plus," katanya.
Permana juga optimis pembiayaan haji dan umroh Bank Muamalat semakin meningkat, terutama karena perjalanan ibadah ke Tanah Suci sudah mulai dibuka lagi.
Sejak Oktober 2021 lalu, Pemerintah Arab Saudi memang telah secara resmi mengizinkan pelaksanaan ibadah umrah bagi jemaah dari Indonesia seiring dengan laju perkembangan Covid-19 yang terus membaik. Langkah ini kemudian diikuti dengan dibukanya kembali penyelenggaraan ibadah haji bagi orang dari luar kerajaan pada 2022.
Bank Muamalat sendiri mencatat, pendaftar haji telah tumbuh sebesar 50 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Jumlah ini jauh di atas pertumbuhan industri yang mencapai 22 persen.
Sampai dengan akhir 2022, perseroan menargetkan dapat merangkul 52.000 calon Jemaah haji. Pada tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebesar 100.051 orang. Jumlah tersebut berpotensi bertambah pada tahun depan.
Retail Banking Director Bank Muamalat Purnomo B. Soetadi mengatakan mayoritas dari 52.000 pendaftar haji yang dibidik perseroan, adalah nasabah haji reguler.
Terkait hal itu, Purnomo menuturkan ada sejumlah tantangan di antaranya terkait inflasi dan kondisi perekonomian. Inflasi berpotensi mengubah skala prioritas masyarakat yang pada awalnya dengan dana yang dimiliki difokuskan untuk haji, dialihkan untuk kebutuhan lain.
Dia pun optimistis target tersebut dapat tercapai. Selain karena antusiasme masyarakat yang sedang tinggi karena melandainya pandemi Covid-19, juga karena digitalisasi yang saat terus dipacu oleh perusahaan.