Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) telah menyalurkan pembiayaan Rp11,3 triliun dengan menyasar pasar ultramikro. Pembiayaan dari BTPN Syariah tersebut naik 11,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan pembiayaan BTPN Syariah tumbuh karena ekonomi Indonesia telah membaik dibandingkan puncak pandemi Covid-19.
"Tapi, kenapa pertumbuhannya tidak agresif, karena kita tahu ekonomi Indonesia baru recovery, jadi kita hati-hati agar performance tetap terjaga dengan baik," ujarnya dalam media briefing BTPN Syariah, dikutip Jumat (21/10/2022).
Hingga kuartal ketiga 2022, BTPN Syariah juga mencatatkan total aset Rp20,57 triliun naik 16 persen yoy dari Rp17,79 triliun periode yang sama tahun lalu.
"Kita juga tidak jor-joran untuk pertumbuhan aset, karena kalau jor-joran seperti dalam memberikan pembiayaan ke nasabah, mereka tidak bisa bayar, yang bermasalah nantinya kita. Jadi lebih baik kita hati-hati," katanya.
Pertumbuhan pembiayaan BTPN Syariah juga diikuti dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) gross turun 2 bps menjadi 2,36 persen. Akan tetapi NPF net naik 12 bps menjadi 0,13 persen.
Baca Juga
BTPS juga memastikan ketahanan bank terhadap risiko. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank per September 2022 pada level 48,8 persen. CAR adalah rasio kecukupan modal yang mana berguna bagi bank untuk menampung risiko kerugian yang mungkin dihadapi pada kemudian hari.
Adapun pada periode yang sama dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 11,6 persen yoy menjadi Rp11,9 triliun. Pertumbuhan dana ini membuat likuiditas bank melonggar tipis dari 96,04 persen menjadi 95,6 persen.
Tercatat, BTPS melaporkan laba bersih per kuartal III/2022 senilai Rp1,3 triliun, naik 21,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini disokong oleh pendatapan setelah distribusi bagi hasil yang tumbuh 18,8 persen yoy menjadi Rp3,7 triliun.
Diketahui, BTPN Syariah fokus melayani segmen pra dan cukup sejahtera produktif Indonesia. Dalam melayani segmen ini, bank senantiasa menjalankan pola pendekatan pendampingan yang terarah, terukur dan berkelanjutan. Pola inilah yang memberikan kesempatan bank untuk terus mewujudkan misinya memberikan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti kepada rakyat Indonesia.
BTPN Syariah juga gencar menjalankan transformasi digital dalam menyasar pasar ultramikro tersebut. Misalnya, BTPN Syariah mengembangkan platform
bernama Mitra Tepat.
Melalui platform ini, nasabah dan komunitasnya semakin mudah dalam melakukan transaksi keuangan
seperti pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga membeli pulsa dan membayar tagihan.
Selain itu aplikasi ini juga dilengkapi fitur biometric yang dibuat sesuai dengan karakter
masyarakat inklusi.
Kemudian, BTPN memberikan program pemberdayaan yang
semakin inovatif dengan membuka akses digital kepada semua orang yang dapat terlibat aktif dalam
pemberdayaan masyarakat inklusi melalui aplikasi Tepat Daya Platform.
Lalu, pemberian akses persediaan (access to supply) melalui aplikasi Warung Tepat. Bagi nasabah yang sudah melek teknologi, aplikasi ini membantu dalam mendapatkan persediaan barang tanpa harus
pergi ke pasar, sehingga semakin mengefektifkan waktu nasabah untuk bisa fokus dalam usahanya
sehari-hari.