Bisnis.com, JAKARTA — Indeks inklusi keuangan Indonesia pada 2022 yang baru dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat meningkat menjadi 85,10 persen. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengungkapkan sejumlah faktor pendorong peningkatan inklusi keuangan tersebut.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 dari OJK, indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 85,10 persen, naik 891 basis poin (bps) jika dibandingkan dengan SNLIK pada 2019 yang mencapai 76,19 persen.
Lalu, indeks literasi keuangan mencapai 49,68 persen, naik jika dibandingkan SNLIK sebelumnya 38,03 persen.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, BRI mengapresiasi tren peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. Namun, indeks inklusi keuangan itu masih belum memenuhi target 2024 yakni 90 persen.
"BRI pun berkomitmen penuh untuk menjadi yang terdepan dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia mencapai 90 persen pada 2024," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (31/10/2022).
Dia mengatakan, dalam meningkatkan inklusi keuangan, ada sejumlah faktor pendorong yang juga dilakukan BRI. Salah satu faktor pendorong adalah transformasi digital.
Baca Juga
"Kami terus melakukan transformasi dengan menempatkan nasabah sebagai unsur penting," ujarnya.
BRI pun menerapkan konsep hybrid bank dalam perbaikan business process, inovasi model bisnis, serta tata kelola jaringan kerja. Hal ini kemudian dipadukan ke dalam digital capabilities, physical network serta layanan financial advisor.
Dengan transformasi tersebut, perbankan bisa menghadirkan layanan yang lebih efektif, efisien, dan terintegrasi kepada masyarakat.
Kemudian, faktor lainnya bank semakin menyasar pasar yang belum terakses layanan keuangan. "Kami pun melakukan peningkatan inklusi keuangan utamanya untuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal atau 3T," ujarnya.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, Bank Mandiri juga menyambut baik kenaikan indeks inklusi dan literasi keuangan tersebut. "Ini sejalan dengan komitmen Bank Mandiri untuk selalu memberikan layanan terbaik dan inovatif dalam pemulihan ekonomi Indonesia," katanya.
Bank Mandiri mengungkapkan, salah satu faktor pendorong peningkatan inklusi keuangan itu adalah penyediaaan sarana dan layanan keuangan bagi masyarakat yang semakin banyak. "Bank Mandiri melakukannya dengan mempercepat proses transformasi digital, agar layanan keuangan dapat menjangkau masyarakat dengan lebih luas lagi," katanya.
Ada sejumlah akselerasi digital yang dilakukan Bank Mandiri, misalnya meluncurkan aplikasi Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel dan Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale atau pelaku usaha.
Bank Mandiri juga terus memperluas kerjasama dengan beberapa universitas di seluruh Indonesia untuk meningkatkan literasi keuangan. Dengan begitu, banyak anak muda dari kalangan mahasiswa yang mampu mengelola dan memilih instrumen keuangan yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan.