Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Turun Rp1,39 Triliun, Bank Amar (AMAR) Beri Penjelasan ke Bursa

Bank Amar Indonesia (AMAR) mencatatkan total aset Rp3,81 triliun per 30 Juni 2022. Jumlah ini turun Rp1,39 triliun atau 26,75 persen dari posisi Desember 2021.
Karyawan beraktivitas disalah satu kantor cabang PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) di Jakarta, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas disalah satu kantor cabang PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) di Jakarta, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) mencatatkan total aset senilai Rp3,81 triliun per 30 Juni 2022. Jumlah ini mengalami penurunan Rp1,39 triliun atau 26,75 persen jika dibandingkan dengan posisi Desember 2021 yang sebesar Rp5,2 triliun. 

Terkait penurunan itu, Executive Vice President Finance Bank Amar David Wirawan dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia menjelaskan bahwa penurunan nilai aset tersebut merupakan upaya perseroan untuk mengurangi simpanan dana mahal atau deposito.

Simpanan deposito disebut dana mahal karena bunga yang diberikan kepada nasabah jauh lebih tinggi dari bunga giro dan tabungan. Oleh karena itu, giro dan tabungan dilabeli sebagai dana murah atau biasa disebut current account saving account (CASA).

“Penurunan ini terutama dikontribusi oleh pelunasan pos penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain seiring dengan keperluan Bank untuk mengurangi simpanan nasabah dalam bentuk dana mahal yaitu deposito berjangka,” ungkapnya dalam keterbukaan informasi, Senin (31/10/2022).

Dengan langkah tersebut, total liabilitas dari emiten bersandi AMAR ini mencapai Rp1,84 triliun per 30 Juni 2022. Angka ini turun Rp2,29 triliun atau 55,39 persen dari total liabilitas pada 31 Desember 2021 yang mencapai Rp4,13 triliun.

David menyampaikan penurunan liabilitas juga dipengaruhi oleh penurunan simpanan nasabah dalam bentuk deposito berjangka, yang menjadi upaya efisiensi AMAR untuk memanfaatkan pendanaan dari penambahan modal dan penurunan giro.

Tambahan modal yang dimaksud berasal dari setoran dana pemegang saham selaku pembeli siaga pada Desember 2021 terkait penambahan modal dengan menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD I) atau rights issue, yang berlangsung pada kuartal I/2022.

Sebagai catatan, AMAR dikabarkan terus berupaya memenuhi ketentuan batas modal inti Rp3 triliun hingga akhir 2022. Perseroan pun menargetkan kembali aksi rights issue guna menutup kebutuhan tambahan modal inti yang mencapai Rp1 triliun sebelum akhir 2022.

Di sisi lain, aksi penambahan kepemilikan saham terus dilakukan oleh pemegang saham AMAR salah satunya oleh Bank of Singapore Ltd. Entitas usaha dari OCBC Bank ini tercatat menambah kepemilikan sahamnya di AMAR pada Senin (24/10/2022).

Hal itu makin mengukuhkan posisi perseroan sebagai pemegang saham terbesar ketiga di AMAR setelah Tolaram Group dan Investree. Dikutip dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Bank of Singapore menambah kepemilikan sahamnya di AMAR sebanyak 15.000.000 lembar.

Alhasil, total kepemilikan saham Bank of Singapore di AMAR menjadi 1.665.880.914 lembar saham. Begitu pula dengan porsi saham yang dikuasai oleh perusahaan asal Singapura itu bertambah dari 11,95 persen menjadi 12,05 persen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper