Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Kepastian Indonesia Halau Resesi, BI: Cadangan Devisa Terendah Sejak April 2020

Posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 merupakan yang terendah sejak April 2020, yang pada saat itu cadangan devisa tercatat sebesar US$127,9 miliar.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah kepastian ekonomi Indonesia semakin jauh dari resesi seiring pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (7/11/2022) bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen (year-on-year/yoy), Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa pada Oktober 2022 kembali turun menjadi US$130,2 miliar.

Posisi tersebut merupakan yang terendah sejak April 2020. Saat bulan pertama setelah pandemi Covid-19 resmi masuk Indonesia itu, cadangan devisa Indonesia bertengger pada level US$127,9 miliar.

Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan penurunan posisi cadangan devisa pada periode Oktober 2022 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta untuk kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah.

“Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (7/11/2022).

Meski menurun, Junanto mengatakan, cadangan devisa tersebut masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 setara dengan pembiayaan 5,8 bulan impor atau 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Selain itu, posisi cadangan devisa ini masih  berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

“Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional,” kata Junanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper