Bisnis.com, JAKARTA - 3 perbankan BUMN tercatat masuk top 4 daftar bank dengan penyaluran kredit sindikasi terbesar hingga kuartal III/2022.
Dikutip dari Bloomberg League Table Reports pada Selasa (8/11/2022), ketiga bank pelat merah ini memberikan suntikan dana ke sejumlah perusahaan dengan total tembus US$6,45 miliar atau sekitar Rp101,025 triliun.
Dari sisi mandated lead arranger (MLA), sejumlah Bank BUMN seperti Bank Mandiri (BMRI), BNI (BBNI), serta BRI (BBRI) masih rajai puncak peringkat bank dengan pemberi kredit sindikasi terbesar per kuartal III/2022.
Partisipasi kredit sindikasi terbesar masih dipegang oleh Bank Mandiri dengan capaian kredit yang ditorehkan sebesar US$3,14 miliar. BMRI terlibat terlibat sebagai mandated lead arranger (MLA) pada 31 kesepakatan projek sindikasi.
Kendati masih mejeng di posisi pertama, capaian Bank Mandiri masih lebih rendah dubanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada September 2021, partisipasi kredit sindikasi BMRI sentuh US$3,76 miliar. Dengan demikian pangsa pasar BMRI menurun sebesar 6,59 persen menjadi 15,38 persen.
Bank pelat merah yang duduk di posisi kedua, yakni PT Bank negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang tercatat turut andil pada 12 kredit sindikasi dengan partisipasi sebesar US$1,87 miliar.
Jika dibanding dengan periode sebelumnya, secara MLA jumlah kredit yang disalurkan BBNI juga mengalami penurunan. Per September 2021 kredit sindikasi BBNI mencapai US$2,20 miliar. Alhasil, pangsa pasar yang disabet juga menurun 4,43 persen menjadi 8,44 persen.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) berada di peringkat keempat setelah Bank Central Asia (BCA). Hingga kuartal III/2022, BRI catatkan partisipasi kredit sindikasi sebesar US$ 1,16 miliar pada 7 kesepakatan projek sindikasi.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, bahwa prospek pembiayaan sindikasi memang dinilai sangat menjanjikan di tengah membaiknya perekonomian pasca pandemi Covid-19.
"Prospek pembiayaan sindikasi sangat menjanjikan, dengan beberapa transaksi yang masih dalam proses dan iklim investasi yang masih baik dan dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya kebada Bisnis beberapa waktu lalu.