Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank kecil berencana menggelar penambahan modal dengan skema rights issue pada bulan ini. Mereka gencar menggelar rights issue karena batas waktu pemenuhan ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kurang dari dua bulan lagi.
Berdasarkan catatan Bisnis mengacu pada laporan keuangan per September 2022, setidaknya ada 15 emiten bank belum memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun.
Bank-bank tersebut, antara lain PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), PT Bank National Nobu Tbk (NOBU), PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA), PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC), PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG), PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD), PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI), PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA), PT Bank Victoria Tbk. (BVIC), PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS), dan PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR).
Namun, Bank Oke telah menjalankan rights issue pada bulan lalu. Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan, berdasarkan hasil rights issue itu, Bank Oke telah memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun.
“Kita sudah selesai rights issue dan sudah masuk dana setoran modal, kurang lebih Rp500 miliar. Saat ini kita masih menunggu persetujuan OJK untuk dicatat sebagai modal,” ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (9/11/2022).
Menurut Efdinal, modal inti Bank Oke per akhir Oktober sudah mencapai Rp3,47 triliun. Alhasil, masih ada 14 emiten yang masih berkejaran memenuhi ketentuan modal inti tersebut.
Baca Juga
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa apabila bank tidak mampu memenuhi ketentuan modal inti, OJK menyiapkan sejumlah opsi.
Pertama, bank akan dipaksa merger mengacu pada Peraturan OJK (POJK) tentang perintah tertulis, salah satunya agar memastikan ketentuan OJK dipenuhi.
Kedua, OJK akan menerapkan down grading bank untuk jadi bank perkreditan rakyat (BPR). Ketiga, self liquidation atau likuidasi oleh bank yang tidak mampu mencapai modal inti Rp3 triliun
Untuk itu, di sisa waktu kurang dari dua bulan lagi sebelum opsi dari OJK itu diambil, bank kecil kemudian bergerak menjalankan aksi korporasi, diantaranya rights issue.
Berikut jadwal rights issue lima bank kecil yang direncanakan akan diperdagangkan pada bulan ini
1. Bank Ina (BINA)
Berdasarkan prospektus di keterbukaan informasi, Bank Ina berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu IV (PMHMETD IV) alias rights issue sebanyak-banyaknya 296,85 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Sebelum melakukan aksi penambahan modal ini, emiten bersandi saham BINA telah mengantongi persetujuan dari pemegang saham lewat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 3 Juni 2022. Lalu, perseroan menjadwalkan pelaksanaan rights issue pada 16 November 2022.
Adapun, harga pelaksanaan yang ditetapkan dalam aksi rights issue ini adalah sebesar Rp3.600–Rp4.200 per saham. Dengan demikian, dana segar yang akan diterima BINA adalah sebanyak-banyaknya Rp1,24 triliun.
2. Bank Neo Commerce (BBYB)
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan saat ini perseroan telah merampungkan proses registrasi pelaksanaan rights issue dalam rangka pemenuhan modal inti.
“Kami sedang menunggu persetujuan dari OJK, sehingga pemenuhan modal inti BNC akan tercapai di akhir bulan November ini,” katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa (8/11/2022).
BBYB berencana melakukan penambahan modal dengan rights issue sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham baru pada kuartal IV/2022.
3. Bank Bumi Arta (BNBA)
Bank Bumi Arta akan melakukan aksi tambah modal melalui mekanisme rights issue sebanyak 1,38 miliar saham dengan nilai nominal Rp100. Dalam keterbukaan informasi bulan lalu (4/10/2022), manajemen Bank Bumi Arta menjelaskan hak memesan efek terlebih dahulu atau HMETD itu akan diperdagangkan mulai 21–25 November 2022.
4. Krom Bank Indonesia (BBSI)
PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) yang telah resmi berganti nama menjadi PT Krom Bank Indonesia Tbk. akan menambah permodalan dengan skema rights issue. Rencananya, saham di rights issue akan diperdagangkan pada 16–22 November 2022.
5. Bank Amar (AMAR)
Berdasarkan prospektus yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) berencana melakukan rights issue sebanyak 4,56 miliar dengan nilai nominal Rp100 per saham. Adapun harga pelaksanaan dipatok Rp280.
Sementara, periode perdagangan dan pelaksanaan rights issue Bank Amar pada 30 November hingga 6 Desember 2022.