Bisnis.com, JAKARTA - Citibank N.A Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun hingga kuartal III/2022. Realisasi ini meningkat 31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp868 miliar.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, peningkatan laba bersih ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya biaya cadangan kerugian penurunan nilai kredit di lini bisnis institutional banking. Seiring dengan hal tersebut, portofolio kredit Citi Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 4,6 persen, terutama berasal dari lini bisnis institutional banking.
Batara menjelaskan, pada lini bisnis institutional banking, Citi Indonesia mempunyai Institutional Clients Group. Melalui lini bisnis tersebut, Citi terus menyediakan layanan dan solusi secara end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik.
Lini bisnis ini membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 9 persen per kuartal III/2022 yoy. Salah satu transaksi penting yang terjadi pada kuartal III/2022 adalah sindikasi fasilitas revolving credit PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang nilainya mencapai US$200 juta dan Rp6 triliun. Pada sindikasi itu, Citi Indonesia berperan sebagai joint-coordinating bank untuk transaksi.
"Kami terus membukukan kinerja keuangan yang sehat dan kuat sampai dengan Kuartal III/2022 di tengah dinamika perekonomian global serta domestik," kata Batara dalam konferensi pers pada Kamis (10/11/2022).
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di harian Bisnis Indonesia, pertumbuhan laba bersih Citi Indonesia juga didorong oleh penurunan beban operasional. Pada kuartal III/2022, beban operasional Citi Indonesia turun 27,19 persen year on year/yoy menjadi Rp1 triliun.
Penurunan beban operasional itu utamanya terjadi karena penurunan impairment (kerugian penurunan nilai aset keuangan) dari Rp843 miliar pada kuartal III/2021, menjadi Rp223 miliar pada kuartal III/2022.
Citi Indonesia juga berhasil mencatatkan peningkatan pada rasio profitabilitas. Rasio return on asset (ROA) Citibank Indonesia pada kuartal III/2022 berada di level 2,19 persen, naik 49 basis poin (bps) dibandingkan dengan kuartal III/2021. Return on equity (ROE) berada di posisi 9,97 persen, tumbuh 262 bps yoy.
"Di saat yang bersamaan, kami juga melihat perkembangan yang positif terhadap momentum bisnis dan kualitas aset," katanya.
Total aset Citi Indonesia pada kuartal III/2022 meningkat sebesar 8,3 persen yoy menjadi Rp95,2 triliun. Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) Citi Indonesia tumbuh 10,2 persen.
Citi Indonesia juga mampu mempertahankan rasio likuiditas atau loan to deposit Ratio (LDR) sebesar 54 persen.
"Kami juga akan terus menerapkan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko untuk mengatasi faktor risiko yang mungkin timbul," ujarnya. Per kuartal III/2022 rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Citi Indonesia berada pada posisi 3,30 persen.