Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, BCA (BBCA) Sebut Likuiditas Terkendali

Per kuartal III/2022, rasio likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) Bank Central Asia (BBCA) mencapai 63,34 persen.
Aplikasi BCA mobile/Bisnis-Rika Anggraeni
Aplikasi BCA mobile/Bisnis-Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah menaikan suku bunga acuannya empat kali sejak Agustus 2022 secara berturut-turut. Meski demikian, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memastikan bahwa likuiditas tetap terjaga di tengah tren kenaikan suku bunga acuan tersebut.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16 – 17 November 2022, BI kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen. Pada saat yang sama suku bunga deposit facility dan lending facility naik 50 bps menjadi 4,50 persen serta 6 persen.

Sebelumnya, BI telah menaikan suku bunga acuan secara berturut-turut pada Agustus (25 bps), September (50 bps), dan Oktober (50 bps).

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan itu, sejak kuartal III/2022 BCA telah menaikkan bunga deposito, baik rupiah maupun valas secara berkala.

"Namun, sebagai informasi bahwa saat ini BCA memiliki likuiditas yang baik," katanya kepada Bisnis, Jumat (18/11/2022). Ia

Per kuartal III/2022, rasio likuiditas (loan to deposit ratio/LDR) BCA mencapai 63,34 persen. "Di sisi pendanaan, dana murah (current account savings account/CASA) naik 15,1 persen yoy, mencapai Rp830,4 triliun per September 2022," ujarnya.

Perolehan CASA itu berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga (DPK) BCA per September 2022. BCA mencatatkan DPK Rp1.026 triliun, tumbuh 11 persen yoy.

Gubernur BI Perry Warjiyo juga melihat bahwa likuiditas perbankan masih cukup longgar, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 29,46 persen dan meningkat dari bulan sebelumnya.

“Ini tinggi karena dalam sejarah, bahkan sebelum Covid-19, rasio alat likuid per dana pihak ketiga paling tinggi adalah 21 persen,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (17/11/2022).

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan di tengah tren suku bunga acuan BI, salah satu hal yang harus menjadi perbankan adalah likuiditas. "Ini mesti dikelola dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper