Bisnis.com, JAKARTA – Emiten bank digital PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) diyakini mampu menorehkan laba bersih sepanjang 2023 dengan sokongan modal hasil rights issue dan upaya mempertahankan kinerja positif yang telah diraih tahun ini.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan dana dari right issue sementara ini dinilai cukup untuk perseroan meraih berbagai target yang sudah ditetapkan untuk tahun depan, salah satunya peningkatan aset hingga 20–30 persen.
Sebagaimana diketahui, Bank Neo Commerce atau BNC tengah dalam proses aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,61 miliar saham.
Periode perdagangan rights issue BBYB dimulai pada 24–30 November 2022 dengan akhir pembayaran pemesanan tambahan pada 2 Desember, dan tanggal penjatahan jatuh pada 5 Desember. Adapun pengembalian uang pemesanan berlangsung 7 Desember mendatang.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp650 per saham sehingga target dana yang diperoleh diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun. Raihan dana ini akan digunakan BNC untuk mendukung rencana ekspansi kredit.
Tjandra menyampaikan bahwa sampai dengan akhir 2022, emiten berkode saham BBYB ini membidik penyaluran kredit sekitar Rp10 triliun hingga Rp11 triliun. Hal ini diharapkan dapat membuat perseroan meraih laba hingga akhir tahun.
Baca Juga
“Sedangkan untuk tahun depan, kami menargetkan untuk dapat catatkan laba full year dan menjadikan tahun 2023 sebagai tahun profitable bagi BNC,” ujar Tjandra dalam paparan publik, Jumat (19/11/2022).
BBYB tercatat masih membukukan rugi bersih sebesar Rp601,2 miliar sampai dengan kuartal III/2022. Meski demikian, perseroan mampu membukukan peningkatan aset sebesar 98 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp15,9 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) juga naik 90 persen yoy menjadi Rp12,6 triliun. Kredit perseroan juga tumbuh 131,77 persen yoy menjadi Rp8,9 triliun sehingga mendorong pendapatan bunga bersih menjadi Rp1.089 triliun atau naik 350,78 persen yoy.
“Kami akan memanfaatkan momentum pertumbuhan tahun lalu sebagai pelecut semangat kami di tahun berjalan ini untuk semakin baik dalam mengembangkan bisnis perseroan,” tuturnya.