Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Bintang (ASBI) Kantongi Izin Produk Unit-Linked dari OJK

Presiden Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo menjelaskan bahwa Fleksi InveSTAR merupakan produk PAYDI atau unit-linked pertama di Indonesia.
PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI)
PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI)

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perusahaan asuransi umum PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) telah mengantongi lisensi izin Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) Fleksi InveSTAR dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sesuai dengan surat OJK nomor S[1]4602/NB.111/2022 tertanggal 22 November 2022.

Presiden Direktur Asuransi Bintang HSM Widodo menjelaskan bahwa Fleksi InveSTAR merupakan produk PAYDI atau unit-linked pertama di Indonesia yang terlahir dari asuransi umum.

Produk ini sebagai manifestasi dari perluasan ruang lingkup usaha asuransi umum yang juga meliputi kegiatan usaha PAYDI, sebagaimana diatur dalam Pasal 4 POJK nomor 69 /POJK.05/2016 yang kemudian diatur melalui SEOJK nomor 5/SEOJK.05/2022.

“Nasabah akan sangat diuntungkan atas pengenaan biaya asuransi bulanan dan juga perlindungan asuransi berbagai jenis aset dalam satu polis asuransi,” ujar HSM kepada Bisnis, Rabu (23/11/2022).

HSM menyampaikan bahwa Fleksi InveSTAR sama sekali tidaklah diposisikan sebagai sebuah produk investasi ataupun tabungan dengan imbal hasil yang diperjanjikan. Dalam hal ini, asuransi Fleksi InveSTAR menawarkan solusi perlindungan asuransi kecelakaan diri, kendaraan, properti, kesehatan, dan berbagai perlindungan asuransi untuk aset-aset tertanggung dengan pengenaan biaya perlindungan yang efektif secara bulanan, dalam simplisitas sebuah polis asuransi.

Adapun, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sandi saham ASBI itu menargetkan produk Fleksi InveSTAR ini dapat mencapai Rp90 miliar di tahun pertama, tepatnya pada Desember 2023 mendatang.

“Untuk target, kami tidak muluk-muluk dengan 140 tenaga penjual kami baru menargetkan Rp90 miliar di tahun pertama [Desember 2023]. Lalu Rp276 miliar untuk tahun kedua, dan di tahun ketiga Rp519 miliar, serta target Rp1,1 triliun di tahun keempat,” katanya.

HSM menjelaskan, untuk tahun pertama, target nilai Rp90 miliar yang dibidik lantaran produk Fleksi InveSTAR merupakan multiyears, meski dengan cancelation model yang perusahaan terapkan.

Akibatnya, akumulasi produksi tahun-tahun sebelumnya akan mengakibatkan pertumbuhan eksponensial dari lini bisnis ini.

“Target ini hanya dari produksi unit-linked saja, tanpa memperhitungkan pengembangan produk rider baru seperti kesehatan eksotik,” ujarnya. 

HSM menambahkan bahwa langkah ASBI untuk memulai produk PAYDI tidak hanya sekadar menaikkan Enterprise Value dari perusahaan sehubungan dengan Embedded Value dari produk jangka panjang PAYDI, melainkan juga akan memberikan kesempatan besar kepada perusahaan.

“Untuk dapat juga menerapkan metode pengakuan model Variable Fee Approach [VFA] pada penerapan PSAK 74 tentang kontrak asuransi pada periode 2025, di samping metode General Measurement Model [GMM] dan Premium Allocation Approach [PAA] seperti asuransi lain pada umumnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper