Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak empat bank syariah mengucurkan pembiayaan sindikasi kepada PT CIMB Niaga Auto Finance atau CNAF senilai Rp700 miliar.
Keempat bank syariah tersebut adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Bank Aceh Syariah, unit usaha syariah (UUS) PT Bank Pembangunan Daerah atau BPD Bank Sumsel Babel, UUS PT BPD Kalimantan Selatan dan UUS PT BPD Jawa Tengah.
Chief Wholesale Banking Officer Bank Muamalat Irvan Y. Noor mengatakan bahwa perseroan terus menggenjot penyaluran pembiayaan, khususnya di segmen korporasi.
Selain itu, pembiayaan sindikasi tersebut merupakan bagian dari upaya meningkatkan kapasitas pembiayaan, sekaligus wujud kolaborasi antara bank-bank syariah di Indonesia.
“Pembiayaan sindikasi ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi antar bank-bank syariah di Tanah Air. Apalagi kita tahu saat ini pangsa pasar perbankan syariah masih di kisaran 7 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (6/12/2022).
Sementara itu, pendanaan yang diberikan empat bank syariah tersebut akan digunakan CNAF untuk meningkatkan aset kelolaan, seiring dengan perbaikan ekonomi sekaligus kepercayaan pasar atas kinerja perseroan yang semakin baik.
Baca Juga
Direktur Finance & Strategy CIMB Niaga Finance Imron Rosyadi mengatakan bahwa strategi pembiayaan perseroan mengutamakan penyaluran pembiayaan syariah atau syariah first.
CNAF sampai dengan Oktober 2022 mencatatkan realisasi penyaluran pembiayaan sebesar Rp6,8 triliun. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 62 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp4,2 triliun.
Imron menyampaikan bahwa dari total pembiayaan tersebut, CNAF mencatatkan porsi pembiayaan syariah sebesar 60 persen.
Sementara itu, penyaluran kredit sindikasi hingga kuartal III/2022 mencapai US$22 miliar. Dilansir dari Bloomberg League Table Reports, berdasarkan mandated lead arranger (MLA) terdapat setidaknya 51 proyek yang melibatkan hingga 60 bank.
Adapun nilai kredit sindikasi hingga triwulan ketiga tahun ini naik 30 persen jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat US$17,12 miliar.
Menurut sektornya, energi tumbuh paling pesat atau naik 284 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi US$4,8 miliar.
Pembiayaan yang mengalir ke sektor energi tumbuh saat hampir seluruh sektor unggulan mengalami kontraksi. Capaian ini membuat energi menjadi kontributor kredit sindikasi kedua terbesar (21,74 persen), di bawah bahan baku atau materials.