Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Salurkan Rp727 Miliar, Industri Tekfin Urun Dana (SCF) Optimis Menatap 2023

Penggalangan dana Rp727 miliar industri SCF berasal dari 342 UMKM selaku penerbit, yang bergiat di 29 jenis industri.
crowdfunding/crowdassist.co
crowdfunding/crowdassist.co

Bisnis.com, JAKARTA - Pemain industri teknologi finansial urun dana (securities crowdfunding/SCF) optimistis menatap periode 2023, sejalan dengan potensi meningkatnya kebutuhan permodalan UMKM di era menantang.

Wakil Ketua Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) Heinrich Vincent mengungkap bahwa dari sisi pemain, optimisme dari 12 platform anggota industri pada 2023 pun sejalan dengan capaian sepanjang tahun ini.

"Sejak industri berdiri sampai pertengahan Desember 2022, penggalangan dana tembus Rp727 miliar. Tahun depan, ALUDI optimistis pertumbuhan industri bisa terus meningkat, karena berdasarkan pengalaman historis, sektor UMKM memang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/12/2022).

Secara terperinci, penggalangan dana Rp727 miliar tersebut berasal dari 342 UMKM selaku penerbit, yang bergiat di 29 jenis industri. Sebanyak 253 penggalangan dana merupakan penerbitan saham senilai Rp641 miliar, 5 penerbitan saham syariah senilai Rp12,8 miliar, 4 penerbitan obligasi Rp14 miliar, dan 80 penerbitan sukuk Rp119 miliar.

Investor alias pemodal yang terlibat dalam penggalangan dana tersebut mencapai 669.685 orang dengan pemodal terdaftar 138.815 orang. Para investor aktif telah menerima dividen kumulatif senilai Rp35 miliar sampai pertengahan Desember 2022.

Vincent pun percaya bahwa dari sisi pemodal, industri tekfin SCF tahun depan semakin menjadi pilihan alternatif investasi yang menarik. "Karena awareness dan kepercayaan masyarakat Indonesia yang semakin meningkat kepada kami. Terlebih, dukungan Otoritas Jasa Keuangan [OJK] telah sangat positif untuk industri ini dari sisi regulasi dan kebijakan," tambahnya.

Secara khusus, Vincent yang juga merupakan bos platform SCF bertajuk PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare ini juga memberikan bukti bahwa setiap UMKM dalam platformnya pun terpercaya dan pantas diberikan pendanaan. Dalam acara Indonesia Crowdfunding Outlook 2022 beberapa waktu lalu, Bizhare mendapatkan kategori penyelenggara penerbitan terbaik untuk kategori F&B dan kategori ritel.

Bizhare mendapat Best Performing Issuer with Non Asset F&B Category 2022 terkait penerbitan PT Cipta Kreasi Kopi dengan brand Foresthree Coffee, yang berlokasi di kawasan Jakarta Pusat. Pasalnya, Foresthree Coffee terbukti mampu memberikan yield hingga 26-30 persen per tahun.

Sementara itu, pemenang dengan kategori Best Performing Issuer with Non Asset Shopping Retail Category 2022 adalah PT Ritelindo Bintang Berkarya yang bergerak di bisnis minimarket dengan brand Alfamart di daerah Sumatera Selatan, yang bisa memberikan yield hingga 68 persen per tahun.

Bergeser ke penyelenggara SCF PT ICX Bangun Indonesia atau yang biasa dikenal dengan LandX, pun mengungkap hal serupa terkait kepercayaan masyarakat.

Direktur dan Co-Founder LandX Romario Sumargo mengungkap bahwa dalam Indonesia Crowdfunding Outlook 2022, pihaknya menerima The Best Performance Platform 2022 karena ketatnya seleksi dalam menyelenggarakan penerbitan UMKM.

Menurut Romario, proses screening dan assessment calon perusahaan penerbit adalah proses yang vital karena penyelenggara SCF seperti LandX memiliki tanggung jawab moral dalam mengawal perusahaan penerbit kepada para pemodal.

"Alhasil, para pemodal di LandX juga harus memiliki rasa kepercayaan yang baik terhadap perusahaan-perusahaan yang akan mereka investasikan," ujarnya.

Keunggulan ini bukan tanpa alasan, pasalnya LandX termasuk penyelenggara SCF yang relatif sedikit agresif, karena secara rata-rata setiap bulannya mereka menerima hingga 200 aplikasi perusahaan UKM, namun hanya menerbitkan 2 hingga 3 perusahaan UKM tiap bulannya.

Dengan mengutamakan tingkat kesuksesan dari perusahaan UKM penerbit, LandX kini mencatat 89.466 investor, telah menerbitkan 44 perusahaan UKM, dengan dana yang disalurkan hingga Rp232 miliar, serta nilai dividen yang telah dibagikan lebih dari 10,7 miliar rupiah.

Romario menjelaskan bahwa seluruh elemen stakeholder di industri SCF harus saling menjaga reputasi berikut kredibilitas agar publik tidak melihat industri SCF ini dengan sentimen negatif.

Untuk menekan resiko tersebut, LandX tidak hanya tegas dalam proses penyeleksian perusahaan penerbit UKM, namun juga memastikan bahwa perusahaan penerbit UKM harus patuh pada aturan OJK dan comply sehingga dapat di daftarkan pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

"Pekan ini kami memiliki tiga kabar baik, terpilih sebagai penyelenggara terbaik, salah satu perusahaan penerbit di kami juga mendapatkan perusahaan terbaik dengan kategori properti. Terakhir, semua perusahaan UKM penerbit LandX telah didaftarkan dan didistribusikan ke KSEI. Ini sebuah dorongan optimisme kami menatap 2023 dalam berkontribusi pada ekonomi dalam negeri, dengan memfasilitasi UKM sebagai penggerak ekonomi di Indonesia," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper