Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerbitan Obligasi Multifinance Diprediksi Masih Tinggi Tahun Depan

Penerbitan obligasi di industri multifinance masih akan tinggi seiring dengan kebutuhan pendanaan di industri ini yang masih tinggi.
Ilustrasi multifinance/Freepik
Ilustrasi multifinance/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Prospek penerbitan obligasi sektor multifinance pada 2023 diproyeksi masih akan tinggi. Proyeksi ini bercermin pada kebutuhan pendananaan pada 2022 yang kembali mengalami pertumbuhan.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Danan Dito menyampaikan pada 2023 kebutuhan pembiayaan di industri multifinance masih akan tinggi karena industri ini sangat tergantung pada surat utang untuk mengumpulkan pendanaan dan mendanai usahanya, selain meminjam kepada bank.

“Kami mengharapkan industri multifinance ini akan tumbuh solid pada tahun depan memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat, di mana kami memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil akan tumbuh di kisaran 4,92 persen sampai dengan 5,23 persen,” ujar Danan kepada Bisnis, Jumat (30/12/2022).

Optimisme tersebut juga didukung oleh kebutuhan refinancing yang masih tinggi, dan juga masih ada tren pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.

Sebagai informasi, angka jatuh tempo surat utang di industri multifinance pada 2022 mencapai Rp23,8 triliun. Danan menyampaikan perusahaan multifinance memanfaatkan lingkungan suku bunga rendah pada awal tahun untuk membiayai kembali surat utang mereka yang jatuh tempo.

Selain itu, kebutuhan pendanaan pada 2022 juga tinggi karena bisnis multifinance telah kembali tumbuh. Hingga Oktober 2022 pembiayaan multifinance telah tumbuh 12,2 persen year on year (yoy) menjadi Rp402,64 triliun.

“Pertumbuhan positif tersebut kontras dengan tahun 2021 yang mana pembiayaan masih membukukan nilai yang menurun 1,5 persen year on year,” ujar Danan.

Danan menambahkan, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 30 November 2022, surat utang yang jatuh tempo dari industri multifinance mencapai Rp16,66 triliun. Sebagian besar akan jatuh tempo pada kuartal kedua dan ketiga, di mana masing-masing mencakup 35,90 persen dan 39,10 persen dari total surat utang yang jatuh tempo.

“Walaupun akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga, namun yang menjadi faktor utama adalah pertumbuhan ekonomi. Selama masih baik, hal tsb akan mendorong bisnis multifinance, dan mendorong perusahaan masuk pasar untuk menerbitkan surat utang,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper