Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: Sektor Asuransi dan Multifinance Layak Dicermati

Sektor asuransi dan multifinance masih menarik diperhatikan seiring dengan kinerja bisnis yang tumbuh. Benarkah demikian?
Ilustrasi multifinance/Freepik
Ilustrasi multifinance/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pengamat menilai saham asuransi dan multifinance pada tahun ini masih layak diperhatikan seiring dengan kinerja nya yang terlihat positif meskipun secara valuasi masih rendah.

Dosen Praktisi Pasar Modal Sarjana Terapan FEB Universitas Trisakti Lanjar Nafi mengatakan pada sektor keuangan, sub sektor asuransi dan multifinance menjadi yang terlihat menguat meskipun memiliki kontribusi yang kecil, sehingga kapitalisasinya tidak dapat mendorong indeks sektor keuangan lebih baik.

“Penguatan saham asuransi dan multifinance imbas dari kinerja bisnis kedua sektor tersebut yang masih cukup baik dengan harga yang terbilang lebih murah berdasarkan rasio harga saham dibandingkan dengan harga buku perusahaan [PBV],” ujar Lanjar kepada Bisnis, Kamis (22/12/2022).

Lanjar menyampaikan bahwa perusahaan asuransi yang menarik untuk diperhatikan saat ini adalah PT Panin Financial Tbk. (PNLF), PT Paninvest Tbk. (PNIN), PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) dan PT Asuransi Bintang Tbk. (ASBI) karena memiliki PBV yang di bawah 1 kali dan memiliki performa positif pada 2022.

Sementara saham multifinance yang masih menarik untuk diperhatikan adalah PT Adira Dinamika Multi Finance TBk. (ADMF), PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN), PT Buana Finance Tbk. (BBLD), dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF).

Bagi investor yang ingin masuk ke saham asuransi dan multifinance, Lanjar menyarankan untuk lebih melihat kondisi fundamental perusahaan dan likuiditas yang mumpuni untuk menentukan strategi investasi yang cocok.

“Sejauh harga saham tidak berkali-kali lipat dengan harga bukunya masih cukup layak untuk investasi pada saham tersebut,” ujar Lanjar.

Hal yang sama juga disampaikan Senior Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji bahwa sektor multifinance dan asuransi secara umum kinerjanya terjadi apresiasi terhadap kinerja fundamental perusahaan terutama pada tahun ini. Kinerja tersebut dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi Indonesia  yang berjalan dengan sangat impresif, sehingga mempengaruhi kinerja top line maupun bottom line pada perusahaan multifinance.

Jika dari sisi valuasi masih relatif lebih rendah, di mana PBV yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan dengan Bank buku 4, sehingga para investor lebih menyukai untuk berinvestasi pada Bank buku 4.

“Jadi otomatis saya pikir dari sisi sektor multifinance kebanyakan lebih cenderung memberikan rekomendasi not rated, lantaran kalo dilihat dari PBV nya masih dianggap overvalue,” ujar Nafan.

Sebagai informasi berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Desember 2022, sektor finansial secara year to date mengalami penurunan 6,48 persen. Nafan menilai bahwa penurunan ini wajar karena sebelumya pelaku pasar global sedang mencermati hawkish statement nya dari pejabat The Fed sambil menunggu keputusan suku bunga acuan.

“Penurunan ini masih wajar, namun ke depannya adalah bagaiman pemerintah bisa menjaga stabilitas ekonomi karena nanti akan ditunjang sektor konsumsi, karena sektor konsumsi kalau lagi tinggi akan mempengaruhi sektor lainnya, salah satunya sektor finansial,” ujar Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper