Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Infrastruktur Finance, 'IMF' Ala Kemenkeu Raup Laba Rp96 Miliar pada 2022.

Perusahaan pembiayaan IIF dimiliki oleh BUMN (30 persen), ADB (19,17 persen), IFC (19,99 persen),  KFW Deg (15,12 persen), dan SMCB (14,9 persen).
Indonesia Infrastruktur Finance./IMF
Indonesia Infrastruktur Finance./IMF

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) mengumumkan membukukan laba sepanjang 2022 sebesar Rp96,48 miliar. Jumlah ini naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar RP41,24 miliar. 

IIF adalah perusahaan pembiayaan yang dibentuk di bawah special purpose vehicle (SPV) Kementerian Keuangan yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (30 persen). SPV yang disiapkan jadi bank dunianya bagi pemda itu bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) dengan kepemilikan 19,17 persen, anak usaha Bank Dunia yakni International Finance Corporation (IFC) dengan kepemilikan 19,99 persen,  KFW Deg (15,12 persen), dan SMCB (14,9 persen) menjalankan IIF.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan hari ini (14/2/2023), IIF mencatatkan pendapatan pada 2022 sebesar Rp1,15 triliun, tumbuh dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp963,05 miliar. Pendapatan ini sebagian besar dari pendapatan bunga (Rp1,08 triliun), provisi dan komisi (Rp54,25 miliar), dan jasa advisory (Rp16,13 miliar). 

Saat pendapatan naik, IIF juga mencatatkan lonjakan beban yakni dari Rp889,05 miliar pada 2021 menjadi Rp1,06 triliun pada tahun lalu. Lonjakan beban ini terutama melonjaknya beban pencadangan dari Rp34,88 miliar menjadi Rp124,89 miliar, selanjutnya beban transaksi derivatif melonjak dari Rp15,72 miliar menjadi Rp43,18 miliar.

Beban umum dan administrasi IIF juga melonjak dari Rp193,19 miliar menjadi Rp219,48 miliar. Termasuk beban bunga yang ditanggung naik menjadi Rp679,62 miliar dari sebelumnya Rp645,24 miliar. 

Sedangkan dari arus kas, IIF mencatatkan kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp923,74 miliar. Arus kas ini ditopang dari pinjaman yang diterima. 

Perinciannya, arus kas dari aktivitas operasi -Rp1,68 triliun, selanjutnya arus kas dari aktivitas investasi -Rp2,75 miliar, sedangkan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp1,24 triliun. Sehingga terjadi penurunan neto kas dan setara kas -Rp440,5 miliar. Dengan posisi awal tahun kas dan setara kas Rp1,35 triliun, maka arus kas akhir tahun menjadi Rp923,74 miliar. 

Dengan capaian ini, maka aset IIF melonjak dari Rp14,55 triliun menjadi Rp16,49 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper